Dr. Romi Siswanto, M.Si
romi.siswanto@ecampus.ut.ac.id
Dosen Universitas Terbuka
Ketua PP Pergunu
Di Indonesia, sebuah negara kepulauan yang kaya akan keberagaman budaya dan bahasa, tantangan pendidikan bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar telah menjadi topik yang penting dan mendesak. Saat ini, banyak siswa di sekolah dasar di Indonesia menghadapi kesulitan dalam membangun fondasi bahasa Inggris yang kuat. Proses pembelajaran yang seharusnya membekali mereka dengan keterampilan linguistik esensial sering kali tidak memadai, menyisakan celah signifikan dalam kompetensi bahasa mereka. Terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yaitu berbicara, mendengarkan, menulis, dan membaca. Berbicara dapat bersifat sukarela, tetapi menulis perlu direncanakan dan diatur (siswanto R, 2022)
Kemampuan berbahasa Inggris, yang dikenal sebagai lingua franca global, tidak hanya penting dalam konteks akademis tetapi juga sebagai keterampilan hidup yang kritis di era globalisasi. Bahasa Inggris menjadi jembatan komunikasi yang memungkinkan individu untuk terhubung, berinteraksi, dan berkolaborasi dengan berbagai orang dari seluruh dunia (Crystal, 2003). Dalam konteks Indonesia, penguasaan bahasa Inggris yang efektif pada tingkat sekolah dasar dapat menjadi faktor kunci yang mempengaruhi kemajuan individu serta kontribusi mereka terhadap pertumbuhan dan inovasi nasional di masa depan.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pengajaran bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar sering kali tidak berfokus pada pembangunan kemampuan berkomunikasi secara efektif. Siswa diajarkan struktur gramatikal dan kosakata tanpa penekanan yang cukup pada penerapannya dalam situasi komunikasi nyata, sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan kurang aplikatif (Nunan, 2003).
Lebih lanjut, peran guru dalam pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar menjadi krusial. Guru yang efektif adalah mereka yang tidak hanya menguasai bahasa Inggris secara linguistik tetapi juga mampu menginspirasi siswa untuk belajar dan menggunakan bahasa secara kreatif dan kritis. Namun, tantangan muncul ketika banyak guru di sekolah dasar yang bertugas mengajar bahasa Inggris belum memiliki kualifikasi atau pelatihan yang memadai dalam pengajaran bahasa kedua atau asing (Richards & Rodgers, 2001).
Dengan menyadari kondisi ini, menjadi penting bagi para pemangku kebijakan, pendidik, dan komunitas untuk bersinergi dalam merumuskan dan menerapkan strategi yang dapat memperkuat pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Hal ini tidak hanya akan membantu siswa membangun fondasi bahasa yang kuat tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi bagian dari komunitas global yang lebih luas dan dinamis.
Masalah Utama
Di lingkungan pendidikan sekolah dasar di Indonesia, bahasa Inggris seringkali ditangani sebagai subjek yang lebih menekankan pada pengenalan dasar daripada pengembangan kompetensi berbahasa yang menyeluruh. Proses pengajaran cenderung terbatas pada aspek-aspek gramatikal dan leksikal dasar, meninggalkan aspek keterampilan berkomunikasi, kritis, dan kreatif dalam bahasa Inggris kurang tergali (Nunan, 2003). Materi yang diajarkan seringkali tidak mencukupi untuk membangun fondasi yang kokoh, yang mana diperlukan untuk memahami dan menggunakan bahasa Inggris secara efektif dalam konteks yang lebih luas.
Salah satu isu krusial dalam konteks ini adalah kualifikasi guru yang mengajar bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar. Banyak guru yang diberikan tanggung jawab untuk mengajar bahasa Inggris tanpa memiliki spesialisasi atau pelatihan yang memadai dalam pengajaran bahasa kedua atau asing (Richards & Rodgers, 2001). Akibatnya, pembelajaran yang disampaikan mungkin tidak mencerminkan praktik terbaik dalam pendidikan bahasa atau memanfaatkan metodologi pengajaran yang paling efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan bahasa Inggris yang komprehensif.
Kurangnya kompetensi guru dalam bahasa Inggris bukan hanya membatasi kemampuan mereka untuk mengajar materi dengan efektif, tetapi juga mengurangi kemampuan mereka untuk menjadi model bahasa yang baik untuk siswa. Tanpa paparan yang memadai terhadap bahasa Inggris yang digunakan secara alami dan kontekstual, siswa mungkin menemukan bahwa pembelajaran bahasa Inggris mereka tidak beresonansi dengan penggunaan bahasa Inggris di dunia nyata, mengurangi motivasi dan kesempatan mereka untuk berlatih bahasa Inggris secara aktif (Murphy, 2014).
Mengatasi masalah ini memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan pelatihan dan pengembangan profesional untuk guru, serta peninjauan dan peningkatan kurikulum dan materi pengajaran. Kebijakan dan program yang mendukung guru dalam meningkatkan kualifikasi dan kemampuan mengajarnya, serta memperkaya isi materi pembelajaran dengan konten yang menantang dan relevan, akan menjadi kunci untuk mengubah cara bahasa Inggris diajarkan di sekolah dasar (Richards & Schmidt, 2010).
Pentingnya Guru Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Mengajar bahasa Inggris di sekolah dasar bukan hanya tentang penguasaan kosakata atau gramatika; ini adalah investasi dalam masa depan siswa yang mempersiapkan mereka untuk dunia yang semakin terhubung secara global. Pengajaran bahasa Inggris yang efektif di tingkat dasar membekali siswa dengan alat komunikasi penting yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi di panggung internasional, memperkaya pengalaman pendidikan mereka, dan mempersiapkan mereka untuk peluang yang lebih luas dalam kehidupan akademik dan profesional (Graddol, 2006).
Penguasaan bahasa Inggris di usia dini menciptakan fondasi untuk pembelajaran seumur hidup, memfasilitasi penerimaan siswa terhadap konsep dan ide-ide baru. Sebagai bahasa global, kemampuan berbahasa Inggris yang kompeten membuka pintu ke literatur ilmiah, komunikasi internasional, dan informasi yang sebagian besar tersedia dalam bahasa Inggris (Crystal, 2003). Ini memungkinkan siswa untuk mengakses pengetahuan yang lebih luas dan terlibat dalam dialog dan pertukaran ide pada level internasional.
Selanjutnya, dalam konteks profesional, kemampuan bahasa Inggris seringkali dianggap sebagai keahlian yang diinginkan atau bahkan diperlukan di banyak bidang pekerjaan. Dengan globalisasi dan integrasi pasar, perusahaan dan organisasi semakin mencari individu yang dapat beroperasi dalam lingkungan multibahasa dan multikultural. Keterampilan bahasa Inggris yang kuat memberikan keunggulan kompetitif kepada individu dalam pasar tenaga kerja yang sangat kompetitif ini, membuka peluang karir di berbagai sektor (Nunan, 2003).
Pendidikan bahasa Inggris yang efektif di tingkat sekolah dasar juga mendukung pengembangan keterampilan kognitif, termasuk pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan kreativitas. Ketika siswa belajar bahasa kedua, mereka tidak hanya mempelajari cara berkomunikasi dalam bahasa itu tetapi juga mengembangkan kesadaran budaya dan empati, yang merupakan keterampilan penting dalam masyarakat global yang saling terhubung (Ellis, 2005).
Dalam merancang kurikulum dan strategi pengajaran bahasa Inggris, penting untuk mengakui bahwa bahasa adalah alat yang dinamis dan kontekstual. Oleh karena itu, pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar harus mengintegrasikan konteks budaya, sosial, dan pragmatis dalam pengajaran, memastikan bahwa siswa tidak hanya belajar menggunakan bahasa tetapi juga memahami cara menggunakan bahasa tersebut secara efektif dan tepat dalam berbagai situasi (Richards & Rodgers, 2001).
Peran Guru yang Tepat
Dalam lanskap pendidikan yang terus berkembang, peran guru dalam pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar tidak dapat diremehkan. Kualitas pengajaran bahasa Inggris sangat bergantung pada kemampuan dan keahlian guru yang mengajarkannya. Guru yang memenuhi syarat dan memiliki spesialisasi dalam mengajar bahasa Inggris memegang kunci untuk meningkatkan standar pengajaran dan, pada gilirannya, membantu siswa mencapai potensi penuh mereka dalam bahasa tersebut (Richards & Rodgers, 2001).
Guru bahasa Inggris yang efektif adalah mereka yang tidak hanya memiliki pengetahuan linguistik yang solid tetapi juga menguasai metodologi pengajaran yang inovatif dan dapat menyesuaikan pendekatan mereka berdasarkan kebutuhan belajar siswa yang beragam. Mereka mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan dinamis, di mana siswa merasa nyaman untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan bahasa (Harmer, 2007).
Mengingat pentingnya peran ini, muncul kebutuhan untuk mengembangkan kemitraan antara sekolah dasar dan perguruan tinggi. Kemitraan ini dapat bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan teori dan praktik, menyediakan guru dengan akses ke penelitian terbaru dalam pengajaran bahasa dan memungkinkan mereka untuk memperbarui praktek mereka secara terus-menerus. Perguruan tinggi dapat menyediakan program pengembangan profesional yang bertujuan untuk meningkatkan kualifikasi guru dan mengenalkan mereka pada inovasi pendidikan terkini (Darling-Hammond, 2006).
Lebih lanjut, kemitraan ini bisa mencakup program mentoring dan magang di mana calon guru dapat memperoleh pengalaman praktis di sekolah dasar di bawah bimbingan guru berpengalaman. Ini tidak hanya memperkuat persiapan guru untuk tantangan di kelas tetapi juga memastikan bahwa mereka memahami konteks pendidikan saat ini dan siap menerapkan metode pengajaran yang paling efektif (Zeichner, 2010).
Pentingnya memiliki guru yang memenuhi syarat dalam mengajar bahasa Inggris tidak bisa dilebih-lebihkan. Mereka adalah aset berharga dalam misi pendidikan, yang bertujuan untuk melengkapi siswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk berhasil di dunia global. Dengan memastikan bahwa guru dilengkapi dengan pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya yang tepat, kita dapat meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dan membangun fondasi yang kuat untuk generasi masa depan.
Kemitraan SD dan PT
Kemitraan antara sekolah dasar (SD) dan perguruan tinggi (PT) membuka jalan bagi peningkatan kualitas pendidikan bahasa Inggris, dengan mengintegrasikan keahlian akademis dan praktik pengajaran. Kemitraan ini mendukung penyediaan tenaga pengajar yang tidak hanya kompeten secara akademis dalam bahasa Inggris tetapi juga memiliki pengalaman dan keterampilan mengajar yang relevan dan efektif (Darling-Hammond, 2006).
Melalui kerjasama ini, perguruan tinggi dapat menawarkan program pelatihan guru yang menekankan pada metodologi pengajaran bahasa Inggris terkini dan praktik terbaik yang didukung oleh penelitian. Ini memungkinkan calon guru untuk mendapatkan pengetahuan yang mendalam tentang teori pengajaran bahasa dan menerapkannya dalam pengaturan kelas nyata (Zeichner, 2010).
Sebagai contoh kemitraan yang berhasil, dapat diambil kasus dari program kemitraan antara Universitas Negeri Semarang dan delapan belas Sekolah Dasar Negeri di Semarang pada tahun 2020. Dalam program ini, mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Inggris di Universitas Negeri Semarang melakukan magang mengajar di delapan belas Sekolah Dasar Negeri, di mana mereka mendapat kesempatan untuk mengajar dan menerapkan teori yang telah dipelajari ke dalam praktik. Sebaliknya, guru-guru di delapan belas Sekolah Dasar Negeri mendapatkan akses ke pelatihan profesional dan sumber daya terbaru dari Universitas Negeri Semarang. Program ini telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan mengajar guru dan kemampuan bahasa Inggris siswa (Darling-Hammond, 2006).
Kemitraan ini juga menciptakan lingkungan yang kondusif untuk feedback dua arah; di mana guru SD dapat memberikan masukan kepada perguruan tinggi mengenai kebutuhan praktik pengajaran yang efektif, sementara perguruan tinggi dapat memberikan wawasan baru dan penelitian terkini yang dapat diterapkan di sekolah dasar. Dengan demikian, kemitraan ini membantu menjembatani kesenjangan antara teori pengajaran dan praktik kelas (Zeichner, 2010).
Selain itu, kemitraan semacam ini dapat memperkuat jaringan profesional antara guru dan akademisi, mendorong kolaborasi dan pembelajaran berkelanjutan yang dapat meningkatkan standar pengajaran bahasa Inggris secara keseluruhan di sekolah dasar.
Rekomendasi dan Langkah-Langkah Implementasi
Untuk memaksimalkan potensi kemitraan antara sekolah dasar (SD) dan perguruan tinggi (PT) dalam meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Inggris, berikut adalah rekomendasi dan langkah-langkah implementasi yang dapat diadopsi:
Dengan mengimplementasikan rekomendasi ini, sekolah dasar dan perguruan tinggi dapat menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Inggris dan membantu siswa membangun fondasi bahasa yang kuat untuk masa depan mereka.
Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan ini menegaskan kembali pentingnya memberikan fondasi bahasa Inggris yang kuat kepada siswa sejak usia dini. Dalam konteks globalisasi dan interkoneksi internasional yang semakin meningkat, kemampuan berbahasa Inggris tidak hanya merupakan aset individu tetapi juga keuntungan kompetitif bagi bangsa. Pembelajaran bahasa Inggris yang efektif di sekolah dasar meletakkan dasar yang akan mendukung siswa dalam perjalanan akademis dan profesional mereka, memperluas wawasan mereka, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam dialog global (Crystal, 2003; Graddol, 2006).
Peran guru dalam mencapai tujuan ini tidak bisa diabaikan. Guru yang memenuhi syarat dan memiliki spesialisasi dalam pengajaran bahasa Inggris memainkan peran krusial dalam menyampaikan pembelajaran yang berkualitas dan memotivasi siswa. Kemitraan antara sekolah dasar dan perguruan tinggi muncul sebagai strategi inovatif untuk mengatasi tantangan ini, memberikan sumber daya, pelatihan, dan dukungan yang dibutuhkan oleh guru untuk meningkatkan praktek pengajaran mereka (Darling-Hammond, 2006; Zeichner, 2010).
Untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan manfaat maksimal dari pendidikan bahasa Inggris mereka, perlu adanya komitmen berkelanjutan dari semua pemangku kepentingan dalam pendidikan—mulai dari pembuat kebijakan, administrator sekolah, guru, hingga komunitas akademis. Kerja sama yang sinergis antara lembaga pendidikan akan memperkuat kualitas pengajaran bahasa Inggris, memperkaya pengalaman belajar siswa, dan membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk berhasil di abad ke-21.
Dengan demikian, mempersiapkan siswa dengan fondasi bahasa Inggris yang kuat sejak dini dan memastikan bahwa mereka diajarkan oleh tenaga pengajar yang memenuhi syarat merupakan investasi penting yang akan membawa dividen dalam bentuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di panggung global.
DAFTAR PUSTAKA
siswanto, R. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas 10 untuk Meningkatan Writing Skills Siswa. Jurnal Didaktika Pendidikan Dasar.
Crystal, D. (2003). English as a Global Language (2nd ed.). Cambridge University Press.
Darling-Hammond, L. (2006). Powerful teacher education: Lessons from exemplary programs. Jossey-Bass.
Graddol, D. (2006). English Next. British Council.
Harmer, J. (2007). The Practice of English Language Teaching (4th ed.). Pearson Longman.
Nunan, D. (2003). Practical English Language Teaching. McGraw-Hill.
Richards, J. C., & Rodgers, T. S. (2001). Approaches and Methods in Language Teaching (2nd ed.). Cambridge University Press.
Richards, J. C., & Schmidt, R. (2010). Longman Dictionary of Language Teaching and Applied Linguistics (4th ed.). Pearson Education Limited.
Zeichner, K. (2010). Rethinking the connections between campus courses and field experiences in college- and university-based teacher education. Journal of Teacher Education, 61(1-2), 89-99.