oleh: Moch. Abduh, Ph.D.
(Editor in Chief Jurnal Didaktika Pendidikan Dasar)
Tulisan ini terinspirasi dari semakin terdeteksinya berbagai kesalahan dan kelemahan para penulis artikel ilmiah, khususnya yang berencana untuk diterbitkan di Jurnal Didaktika Pendidikan Dasar yang dikelola oleh Direktorat Guru Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Kesalahan dan kelemahan dimaksud sangat beragam, beberapa bersifat minor, namun tidak sedikit pula yang bersifat major. Tentu saja, kesalahan dan kelemahan minor berimplikasi pada kemudahan dan kecepatan penyelesaian revisi hasil review, sebaliknya kesalahan dan kelemahan major pasti menyebabkan penulis artikel ilmiah harus bersusah payah untuk menyelesaikan hasil masukan dari para reviewer. Himpunan kesalahan dan kelemahan artikel ilmiah ini merupakan hasil identifikasi dari para reviewer terhadap artikel ilmiah yang di-submit selama kurang lebih dua tahun terakhir.
Penggunaan kalimat “Calon Artikel Ilmiah” pada judul dimaksudkan bahwa berdasarkan data dan pengamatan dalam pengelolaan Jurnal Didaktika selama ini, artikel ilmiah yang dikirimkan ke pengelola Jurnal Didaktika tidak seluruhnya accepted dan betul-betul siap terbit. Masih diperlukan perbaikan dan penyempurnaan sebagaimana saran, masukan dan perbaikan dari para reviewer. Sering pula perbaikan dan penyempurnaan artikel ilmiah tidak selesai dalam 1 putaran (round 1), sehingga membutuhkan waktu 2 putaran (round 2) atau bahkan lebih, yang tentu saja berimplikasi pada jangka waktu penyelesaian artikel ilmiah menjadi lebih lama.
Beberapa kesalahan dan kelemahan yang sering terjadi dan pada akhirnya menyebabkan tertolaknya pemuatan artikel ilmiah dimaksud di Jurnal Didaktika, di antaranya sebagai berikut:
Tentu saja, identifikasi kesalahan dan kelemahan yang sering terjadi di Jurnal Didaktika tidak boleh hanya berhenti sampai di tahap ini. Sekedar mengetahui asbabun nuzul, mengapa tulisan artikel ilmiahnya tertolak, tentu saja tidak cukup bagi penulis artikel ilmia. Ada harapan yang sangat tinggi manakala kesalahan dan kelemahan dimaksud menginspirasi para penulis “calon artikel ilmiah” untuk memahami, mencermati sekaligus menghindari terjadinya hal dimaksud. Pada akhirnya, artikel ilmiah yang akan diterbitkan di Jurnal Didaktika, merupakan artikel ilmiah yang berkualitas tinggi. Sehingga ikhtiar Jurnal Didaktika menjadi jurnal peer-review dan akses terbuka terkemuka, yang menerbitkan karya ilmiah berkualitas tinggi dan inovatif terdepan dari semua ilmu pengetahuan dalam bentuk penelitian interdisipliner dan resensi buku di bidang pendidikan dasar bisa kita wujudkan bersama. Semoga.