Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi |
Jakarta, 18 Agustus 2024 – Selama lima tahun terakhir, telah terjadi transformasi besar dalam sektor pendidikan Indonesia. Di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), perubahan ini tidak hanya berfokus pada kebijakan, tetapi juga pada pencapaian luar biasa dari para guru dan tenaga kependidikan. Dengan fokus pada pengembangan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, Kemendikbudristek telah berhasil menciptakan perubahan yang berdampak positif bagi masa depan bangsa.
Sebagai bagian integral dari Kemendikbudristek, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) berkomitmen untuk memastikan bahwa guru, sebagai pilar utama pendidikan, mendapatkan dukungan untuk mengembangkan kompetensi profesional dan meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Komitmen ini diwujudkan dalam berbagai program prioritas yang telah diluncurkan selama lima tahun terakhir, antara lain Program Guru Penggerak, Platform Merdeka Mengajar (PMM), Pengangkatan Guru Penggerak menjadi Kepala Sekolah/Pengawas, serta Seleksi Guru Honorer menjadi ASN PPPK. Program prioritas ini telah membuahkan capaian siginifikan dan memberikan dampak nyata yang dirasakan langsung oleh guru, tenaga kependidikan, dan siswa di seluruh Indonesia.
Dalam rangka memperkuat implementasi dan melihat capaian program prioritas, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek, Nunuk Suryani, melakukan kunjungan kerja selama dua hari di Provinsi Bengkulu. Kunjungan kerja ini mencakup serangkaian kegiatan strategis yang bertujuan untuk melihat sejauh mana implementasi program prioritas GTK berjalan dan memastikan bahwa manfaat dari program ini terus dirasakan oleh seluruh ekosistem pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan data capaian program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk Provinsi Bengkulu, menunjukkan bahwa persentase Guru Penggerak yang menjadi Kepala Sekolah mencapai 29%. Selain itu, terdapat 377 lulusan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan tahun 2022 dan 450 peserta PPG Prajabatan tahun 2023. Dari sisi kelulusan, sebanyak 269 guru berhasil menjadi ASN PPPK, dan 1.055 ASN PPPK telah ditempatkan dalam kategori ASN PPPK 2021-2023. Di samping itu, terdapat 146 guru yang masuk dalam kategori PSP Angkatan 1-3, serta 46 guru lulusan PPKG PJOK. Data juga menunjukkan jumlah sasaran Awan Penggerak sebanyak 48, dengan total jumlah guru dan kepala sekolah yang tercatat adalah 379.
Dirjen GTK, Nunuk Suryani menyampaikan pada kegiatan Kunker Dirjen GTK, bahwa capaian yang sudah baik ini harus dilanjutkan. "Berbagai program yang diluncurkan telah menciptakan kesinambungan, sehingga kita ingin esensi Merdeka Belajar dapat terus berlanjut karena bukti nyatanya sudah ada di depan kita” ucap Ibu Nunuk, dalam sesi Dialog bersama 100 Guru.
Pada sesi Dialog bersama 100 Guru, beberapa guru juga memberikan testimoni terkait praktik baik yang telah dilakukan, serta manfaat dari kebijakan yang telah dijalankan. Indah Herawati, seorang Guru Penggerak yang telah diangkat menjadi Pengawas Sekolah menyampaikan bahwa perubahan yang dirasakan setelah mengikuti adalah perubahan pola pikir yang lebih maju.
“Dengan mengikuti program Guru Penggerak, mindset saya menjadi berubah. Saya ingin menjadi guru yang memiliki value dengan membuat best practice, sehingga murid menjadi lebih mudah dalam memahami pelajaran,” ucap Indah.
Program Guru Penggerak sebagai salah satu program prioritas GTK memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan diri melalui pelatihan coaching. Dalam pelatihan tersebut, Guru mendapat wawasan bahwa dalam mengajar diperlukan pendekatan personal untuk memahami karakter murid yang beragam.
Berbagai program yang diluncurkan tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan, tetapi juga membangun fondasi yang kuat bagi SDM Indonesia untuk menghadapi tantangan global di masa depan. Dengan adanya program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan, calon guru tidak hanya belajar membuat modul atau alat pembelajaran yang menarik dan inovatif, tetapi juga mampu menerapkan asesmen diagnostik yang bertujuan untuk memahami potensi dan kelemahan anak sejak dini.
“Selain mengikuti mata kuliah PSE (Pembelajaran Sosial Emosional), saya juga mengikuti pelatihan editing video dan membuat alat pembelajaran yang menarik seperti canva. Sebagai guru, saya ingin menjadi penyeimbang bagi siswa, yaitu mengajar dengan gaya belajar yang sesuai zamannya dan menjadi fasilitator bagi anak untuk mengoptimalkan potensi terbaiknya,” ucap Suhaimi, seorang Guru di SMP N 4 Kota Bengkulu yang mengikuti PPG hingga diangkat menjadi PPPK.
Dalam kunker tersebut, Ibu Nunuk Suryani juga memberikan apresiasi bagi Pemerintah Daerah yang telah kooperatif dalam mendorong implementasi Merdeka Belajar hingga saat ini telah menghasilkan berbagai capaian dan praktik baik yang bermanfaat. “Capaian ini merupakan hasil dari kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak. Saya mengapresiasi Pemerintah Daerah yang telah mendukung dan bersinergi dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif dan berkualitas”, ucap Ibu Nunuk.
Dalam audiensi yang diadakan bersama Ditjen GTK, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengapresiasi dampak positif Merdeka Belajar. Menurutnya, Merdeka Belajar telah membawa pembaruan signifikan dalam ekosistem pendidikan di Indonesia. "Merdeka Belajar telah membawa perubahan yang mendasar, yaitu menciptakan atmosfer akademik yang lebih terbuka dan dinamis, sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa di era modern ini. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel, baik guru maupun siswa kini dapat lebih bebas dalam berkreasi dan mengembangkan potensi dan kreativitas mereka,” ujar Rohidin Mersyah.
Gubernur juga menegaskan pentingnya keberlanjutan Kurikulum Merdeka di masa depan. "Kami berharap Kurikulum Merdeka yang telah dirasakan manfaatnya ini dapat terus dilanjutkan, sehingga sistem pendidikan kita semakin produktif, inovatif, dan mampu menghadapi tantangan zaman," tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur juga memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif pengangkatan ASN PPPK dan program Guru Penggerak, yang diharapkan dapat memperkuat sistem pembelajaran di seluruh wilayah Indonesia. "Dengan dukungan Guru Penggerak dan ASN PPPK, kami percaya bahwa sistem pembelajaran kita akan semakin kuat dan siap bersaing di kancah global," tegasnya.
Pada hari kedua kunjungan kerjanya, Dirjen GTK melakukan kunjungan dengan meninjau SDN 03 Bengkulu, salah satu sekolah penggerak di Provinsi Bengkulu. Peninjauan ini dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana implementasi Kurikulum Merdeka dan program Guru Penggerak berjalan di lapangan. Nunuk Suryani menyempatkan diri untuk berdialog dengan guru-guru dan siswa, mendengarkan pengalaman mereka, serta memberikan apresiasi atas dedikasi dan inovasi yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran.
Pada kunjungan kerja ini, Dirjen GTK didampingi oleh Kepala Bidang (Kabid) Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Bengkulu, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Bengkulu dan Kepala Balai Kebudayaan Provinsi Bengkulu.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar