GTK Dikdas - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Merdeka Belajar Episode 4: Program Organisasi Penggerak (POP) di Gedung A, Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Selasa (10/3/2020). Paket kebijakan ini bertujuan untuk semakin memberdayakan organisasi masyarakat dalam membangun Sekolah Penggerak.
Mendikbud mengakui bahwa selama ini begitu banyak organisasi masyarakat yang peduli terhadap mutu pendidikan namun tumbuh dan bergerak sendiri-sendiri. Banyak dari mereka yang sukarela membiayai berbagai inisiasi di bidang pendidikan tanpa mengandalkan bantuan dari pemerintah. “Sekarang kita akan dukung mereka,” ucapnya.
Organisasi Penggerak diharapkan menjadi salah satu elemen penting terciptanya Sekolah Penggerak, tempat menuangkan seluruh konsep Merdeka Belajar. Kemendikbud berkomitmen akan menciptakan Sekolah Penggerak dengan berbagai macam metode yang sesuai dengan kondisi masyarakat namun tetap menjunjung toleransi atas keberagaman.
Dalam pidatonya, Mendikbud membuka kesempatan kepada berbagai pihak baik kementerian, swasta dan lembaga lainnya untuk mendukung program organisasi-organisasi supaya dapat bergerak lebih cepat, lebih kontinu, dan lebih berdampak positif. “Ke depannya mereka akan mendapatkan dana juga dari bermacam-macam instansi bukan hanya dari pemerintah sehingga dari sisi suistanibility, pendanaan, ini akan jauh lebih efektif. Programnya akan terus berjalan meskipun menteri berganti. Inilah jawaban kami, (mengapa) penting punya organisasi penggerak,” jelas Mendikbud Nadiem.
Praktisi Pendidikan Itje Chodijah mendukung terbitnya kebijakan ini. Menurutnya, potensi masyarakat yang besar akan menjadi sumber pengembangan bagi kepala sekolah dan guru di lapangan. POP menjadi peluang bagi semua pihak bergerak bersama termasuk pemda dan kementerian terkait seperti Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang memiliki dana dan bisa menjadi kekuatan untuk menyegerakan peningkatan akses dan kualitas pendidikan.
“Seharusnya organisasi menyambut baik (POP) karena tujuannya membantu guru menyukseskan belajar mengajarnya merujuk pada kurikulum pendidikan. Dengan langkah ini, pemerintah telah memberi kemudahan organisasi untuk bekerja sama dengan sekolah,” tuturnya.
Itje berpendapat, keberlangsungan program sangat bergantung pada kemampuan organisasi penggerak untuk menyediakan pelatihan atau kegiatan yang membuat para guru lebih berdaya guna. Bagaimana agar selama rentang waktu tertentu, organisasi tersebut dapat berkontribusi mencetak guru sebagai agent of change.
Dengan begitu, ada tidaknya program ini nantinya, Indonesia tetap memiliki guru yang mandiri dan bisa menularkan energi positifnya bagi sekolah dalam mencetak generasi unggul masa depan. “Hasil dari program ini yang paling penting ada tiga hal yaitu memberdayakan guru, memandirikan guru, dan memampukan mereka untuk berbagi,” kata Itje.
Itje menambahkan, tujuan dari POP adalah perbaikan kualitas siswa dan pendidikan yang sejatinya dapat menciptakan profil siswa Indonesia yang berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, bernalar kritis, mandiri, dan berkebhinekaan global. “Semua program pendidikan itu ending-nya adalah siswa,” pungkas Itje.
Pelaksana Tugas Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Supriano mengingatkan kembali agar organisasi masyarakat memperhatikan lini masa dan segera mengajukan proposal sebelum batas waktu yang ditentukan. Ia mengatakan, hanya organisasi yang terdaftar dan lolos seleksi yang dapat mengikuti proram ini. “Poinnya adalah organisasi, siapapun boleh masuk seandainya ia bisa bergerak melalui kolaborasi. Kita bisa mengontrol organisasi yang teregistrasi. Jika di daerah punya penggiat, dia mesti terdaftar di Kemendikbud. Seandainya dia punya organisasi yang kecil, dia bisa bergabung dan berkolaborasi tapi satuannya organisasi,” jelasnya.
Tercatat sudah 3.333 organisasi dan 12.159 relawan yang mendaftar pada laman sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id pada 10 Maret 2020 pukul 14.00 WIB. Mendikbud merasa terharu karena begitu banyak pihak yang ingin membantu dan berpartispasi. Ia melihat ini adalah indikasi bahwa Merdeka Belajar mampu memberi semangat baru. Ini juga menunjukkan bahwa membangun pendidikan di Indonesia bukan hanya tugas pemerintah saja tapi tugas kita semua. “Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada semuanya yang sudah mendaftar,” katanya.