Ass. wr. wb. dan Salam Sejahtera. Bapak dan Ibu Guru Yang Mulia,
Semangat Pagi,
Selamat Tahun Baru 2023. Sebagian besar penduduk belahan dunia merayakannya dengan penuh euphoria dan suka cita. Bagaimana tidak? Dua tahun berselang, warga dunia tidak larut merayakannya sebagai efek lanjutan menggejalanya pandemi COVID-19, yang tidak hanya mengganggu rutinitas tahunan ini. Namun juga menganggu proses kelancaran dan keberlangsungan semua aktivitas kehidupan, termasuk juga di bidang pendidikan.
Dibalik meriahnya pesta kembang api dan gemerlapnya langit saat malam pergantian tahun, tahukah Bapak dan Ibu Guru tentang sejarah kalender masehi? sebagai sistem penanggalan yang digunakan banyak negara.
Penanggalan ini sudah digunakan lebih dari 4 abad lamanya. Kalender masehi atau Gregorian Calendar pertama kali dikenalkan pada tahun 1582 di benua Eropa. Menurut sumber dari Encyclopedia Britannica, kalender masehi dibuat berdasarkan sistem penanggalan matahari, karenanya sistem ini menggunakan hitungan waktu perputaran bumi terhadap matahari.
Sebelum kalender masehi ini, beberapa bangsa telah menggunakan kalender Julian (Julian Calendar) lebih dahulu. Mengutip dari Live Science, astronom Romawi menghitung waktu yang dibutuhkan bumi untuk berputar mengelilingi matahari. Hasil perhitungannya mendapatkan angka 365,25 hari. Hal ini berpengaruh pada musim yang datang lebih lambat. Julius Caesar kemudian menambahkan satu hari di bulan Februari setiap 4 tahun sekali. Penanggalan ini kemudian dinamai dengan Julian Calendar. Setelah lama digunakan, ada kesalahan perhitungan dalam Julian Calendar. Pada tahun 1570an, didapatkan fakta Julian Calendar melenceng dari tanggal matahari sebanyak 10 hari.
Karenanya sistem penanggalan ini tidak sinkron dengan musim dalam setahun. Penanggalan ini dikhawatirkan akan membuat hari Paskah terus menjauh dari tanggal seharusnya. Karena penanggalan yang keliru ini, maka Paus Gregorius XIII membuat sistem penanggalan yang baru. Kalender ini dikenal sebagai Gregorian Calendar atau kalender masehi. Melansir dari Vox.com, Paus Gregorius XIII bersama dengan ahli fisika Aloysius Lilius, dan ahli astronomi Christopher Clavius mengembangkan kalender ini selama 5 tahun.
Dalam Gregorian Calendar, penambahan hari setiap 4 tahun sekali dihapuskan. Sistem kabisat berlaku empat tahun sekali kecuali tahun yang tidak habis dibagi 400. Jadi tahun kabisat jatuh pada tahun 2000, tapi tidak di 1900, 1800, atau 1700. Paus Gregorius XIII juga memindahkan tahun baru yang semula 25 Maret menjadi 1 Januari. Meski sempat ditolak, penanggalan ini akhirnya diterima di negara-negara penganut Kristen Katolik. Setelah diperkenalkan, Italia, Spanyol, dan Portugal akhirnya juga menggunakan kalender masehi ini. Bersumber dari History.com, Inggris dan Amerika baru menggunakan kalender masehi pada 1752. Akhirnya, sampai sekarang, Gregorian Calendar menjadi sistem penanggalan yang banyak digunakan di banyak negara.
Bapak dan Ibu Guru Yang Mulia, tahun baru mari kita buka lembaran baru. Pena ada di tangan Bapak dan Ibu Guru. Kesempatan ini adalah saat yang tepat bagi Bapak dan Ibu Guru untuk menulis cerita yang indah tentang diri Bapak dan Ibu Guru. Gunakan energi baru ini sebagai bahan bakar untuk memaksimalkan potensi dan kompetensi Bapak dan Ibu Guru, yang mampu membuat capaian pembelajaran siswa menjadi lebih bersinar terang dan bercahaya sempurna.
Bapak dan Ibu Guru Yang Mulia, di kehidupan nyata tidak ada yang bisa kembali ke masa lalu untuk mengubah apa yang telah terjadi. Jadi, di awal tahun 2023 ini, dengan semangat baru marilah bekerja maksimal untuk memberikan inspirasi penerapan merdeka belajar pada konteks pembelajaran berdiferensiasi dan berpusat pada peserta didik. Inspirasi ini akan memiliki dampak yang mendalam bagi penyelenggaraan pembelajaran kepemimpinan dan pembimbingan di satuan pendidikan, yang pada penghujungnya dapat meningkatkan peran guru dan tenaga kependidikan dalam mengelola belajar anak ke arah internalisasi nilai-nilai Pelajar Pancasila.
Selamat Tahun Baru 2023. Tetap semangat untuk peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik.
Wass. wr. wb. Salam Sejahtera.