Bekal untuk Perkuat Kolaborasi
Bapak pendiri Singapura Lee Kwan Yen menyebut bahwa bangsa yang baik tergantung penduduknya dan penduduk tergantung pada gurunya. Sementara Kaisar Jepang Hirohito menanyakan jumlah guru yang tersisa pasca bom atom di Hirosima dan Nagasaki. Ini artinya di negara-negara maju guru memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (sdm) yang unggul.
Oleh sebab itu, mempersiapkan guru yang berkualitas merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. “Jadi saya ingin mendorong kita untuk berbagi tanggung jawab, bagaimana meningkatkan mutu guru jangan hanya kemudian diserahkan kepada satu pihak,” tutur Prof. Dr. H. Muchlas Samani, M.Pd. guru besar bidang Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, saat mengisi seminar Simposium Program Organisasi Penggerak, di Novotel Mangga Dua Square, Jakarta, pada Kamis 23 November 2023.
Seminar ini sebagai pemantik dibukanya Simposium Program Organisasi Penggerak Tahun 2023 yang mengusung tema Perluasan Praktik Baik dan Kolaborasi Organisasi Penggerak dalam menyukseskan Merdeka Belajar yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Simposium POP dilakukan untuk memberikan informasi secara menyuruh kepada masyarakat. Informasi yang disampaikan terkait desain pelaksanaan program dan hasil dampak dari pelaksanaan program organisasi penggerak yang sudah dilaksanakan di lapangan selama ini.
Gerakan Gotong-royong
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam sambutannya menjelaskan bahwa Program Organisasi Penggerak diluncurkan di masa awal kebijakan Merdeka Belajar, tepatnya episode ke-4. “Ketika pertama kali merancang Merdeka Belajar, Program Organisasi Penggerak berkembang menjadi gerakan masif yang melibatkan banyak pihak. Kebijakan ini untuk membangun gotong-royong antara pemerintah dengan organisasi masyarakat dalam upaya mentransformasi pendidikan Indonesia,” tutur Mas Menteri Nadiem.
POP melibatkan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan agar terlibat secara aktif dalam gerakan Merdeka Belajar. Organisasi yang terlibat memfasilitasi pelatihan dan pendampingan bagi guru dan kepala sekolah di daerah yang bertujuan untuk memperluas akses dan meningkatkan kualitas. Program ini juga bertujuan untuk mencari bibit-bibit inovasi pembelajaran. Caranya dengan mengidentifikasi organisasi yang memiliki dan mengembangkan model peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia.
Menurut Mas Menteri dalam waktu yang bisa terbilang singkat POP berhasil menghimpun 135 organisasi masyarakat yang menyasar sekitar 50.000 guru dan tenaga kependidikan. “Dari jumlah yang luar biasa itu saya juga telah mendengar cerita-cerita praktik baik yang dilakukan oleh para organisasi penggerak. Cerita tersebut sudah sepatutnya dibagi diantara sesama organisasi sehingga dapat menginspirasi lahirnya inisiatif-inisiatif baru yang mendukung perwujudan cita-cita Merdeka Belajar,” tutur Mas Menteri Nadiem yang berterima kasih kepada para peserta simposium POP atas komitmennya untuk pendidikan Indonesia.
Mas Menteri berharap semua cerita dan praktik baik yang dibagikan dapat menjadi bekal untuk semakin menguatkan kolaborasi dalam mewujudkan generasi penerus Indonesia yang cerdas dan berkarakter. “Mari terus menjadi garda depan transformasi pendidikan Indonesia dan bergerak serentak melanjutkan Merdeka Belajar,” tutup Mas Menteri.
Hasilkan Jurnal Ilmiah
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., menjelaskan bahwa sejak awal program POP lahir hasilnya bisa dilihat melalui evaluasi dampak. “Harapannya setelah ini nanti banyak tulisan jurnal ilmiah yang bisa dipublikasikan. Bagaimana POP ini berdampak pada ekosistem pendidikan yang bergerak dengan baik dan berdampak untuk anak-anak kita,” tutur Nunuk Suryani.
Nunuk juga berterima kasih atas kehadiran para direktur organisasi masyarakat yang selama tiga tahun ini bergerak bersama melakukan intervensi dan melawati setiap prosesnya dengan baik. Semoga melalui simposium POP ini seluruh peserta bisa bertukar pikiran dan berdiskusi tentang hal-hal penting yang sudah dilakukan untuk pendidikan.
Nunuk juga menyampaikan ucapan terima kasih atas pendampingan yang telah dilakukan dinas pendidikan pemerintah daerah. Bahu membahu sehingga beragam program yang digagas pemerintah berjalan dengan baik. “Saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada dinas pendidikan yang selama ini terlibat aktif dalam implementasi dan intervensi program ini,” ucap Nunuk Suryani.
Berbagi Praktik Baik
Direktur Guru PAUD dan Dikmas Dr. Santi Ambarrukmi, M.Ed., dalam laporannya menyebut peserta yang diundang dalam Simposium POP berjumlah 305 orang yang terdiri dari 133 orang pimpinan organisasi kemasyarakatan pelaksanaan POP. Direktur UNICEF, dan 11 kepala dinas pendidikan dari wilayah sasaran POP. Kemudian 7 pengawas pendamping lapangan POP, 14 pendamping lapangan POP, dan 125 orang penerima manfaat POP, serta 100 orang peneliti hasil dampak dari POP.
Pada simposium ini sejumlah ormas pelaksana POP dan dinas pendidikan menyampaikan praktik baik dan kegiatan intervensinya yang telah dilaksanakan selama 3 tahun. Narasumber dari guru penerima manfaat POP juga akan menyampaikan hasil-hasil pelatihan yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan POP. Sementara itu, narasumber dari pendamping lapangan POP menyampaikan informasi terkait dengan pemanfaatan POP yang dilakukan dalam rangka memastikan program berjalan dengan baik.
Menurut Santi, POP telah bekerja sama dengan 135 organisasi kemasyarakatan yang telah bergerak melaksanakan program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan selama tiga tahun. Selain itu, terdapat dua organisasi kemasyarakatan yang melaksanakan program dengan pembiayaan secara mandiri penuh. Organisasi tersebut adalah Yayasan Bakti Tanoto dan Yayasan Putra Sampurna.***