Assalamualaikum Wr. wb, dan Salam Sejahtera. Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati dan banggakan. Semangat Pagi.
Bagi Bapak dan Ibu Guru yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, minggu ini kita sudah berada pada hitungan 10 hari terakhir bulan Ramadhan, bulan penuh kerahmatan dan keberkahan sekaligus bulan penuh ampunan.
Selayaknya sebuah keniscayaan pergeseran waktu, bulan Ramadhan akan segera meninggalkan kita. Selama satu bulan, puasa Ramadhan telah mendidik kita menjadi manusia yang memiliki karakter muttaqien, membentuk kepribadian kita sebagai manusia seutuhnya dilandasi iman dan taqwa. Selama bulan Ramadhan, kita dididik sedemikian rupa untuk berpegang teguh pada prinsip kejujuran, tanggung jawab serta kepekaan sosial terhadap sesama manusia dan pembiasaaan pembiasaan positif lainnya seperti sholat berjama'ah di masjid, tadarus Al-Qur'an, pengendalian diri dan hawa nafsu, tidak melakukan ghibah namimah serta perbuatan perbuatan positif lainnya yang diperintahkan oleh ALLAH SWT dan diajarkan Rasulullah SAW.
Pertanyaan berikutnya, manakala Ramadhan meninggalkan kita, akankah kita juga akan meninggalkan Ramadhan? Sebagai insan pembelajar, sudah seharusnya dan sepatutnya kita menjawab tidak. Kita harus memiliki azzam, keinginan yang sangat kuat, bahwa kebiasaan-kebiasaan positif selama Ramadhan tetap istiqomah kita pertahankan bahkan berikhtiar untuk kita tingkatkan. Semoga kita terhindar dari perbuatan-perbuatan sebaliknya sebagaimana kelaziman tahun-tahun sebelumnya yang seringkali tidak kita sadari, meninggalkan sholat berjamaah di masjid, meletakkan kembali Al-Qur'an dan tidak membacanya apalagi mengamalkan isinya dan beberapa jenis kekhilafan lainnya. Jika selama bulan Ramadhan, kita terbiasa menjalani amaliyah dengan kesabaran dan merefleksikannya dalam bentuk kesyukuran, semoga kita tetap istiqomah menjalankan kedua-nya setelah Ramadhan usai.
Bapak dan Ibu Guru, jangan sampai puasa Ramadhan yang telah kita laksanakan hanya tinggal kenangan sebagai satu rutinitas yang tidak memiliki makna dan mampu menjadikan diri kita menjadi yang terbaik di hadapan ALLAH SWT. Jangan sampai kita menjadi insan pemilik predikat selemah-lemahnya iman, yang tidak mampu meraih hikmah puasa Ramadhan kecuali lapar dan dahaga saja, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya, berapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak memperoleh apapun dari puasanya itu kecuali hanya lapar dan dahaga saja. Semoga kita senantiasa mendapatkan semua manfaat dan keutamaan puasa Ramadhan.
Bila Idul Fitri adalah lentera, izinkan saya menyalakan dan membuka tabirnya dengan maaf, agar cahayanya menembus jiwa fitrah dari tiap khilaf. Selamat Idul Fitri 1445 H. Mohon maaf lahir dan batin.
Semoga Idul Fitri 1445 H, menjadi lentera penerang dan penyemangat Bapak dan Ibu guru untuk lebih bersemangat mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan dan penguatan karakter peserta didik yang lebih baik. Amin.
Wass. wr. wb.