Setiap tanggal 21 April, kita memperingati Hari Kartini—sebuah momentum bukan hanya untuk mengenang perjuangan seorang perempuan luar biasa, tetapi juga untuk menyalakan kembali semangat perubahan yang beliau wariskan. Kartini bukan hanya tentang emansipasi, tetapi tentang keberanian melihat masa depan, menggugat batas, dan menyalakan lentera harapan di tengah keterbatasan.
Di era digital ini, semangat Kartini harus kita hidupkan kembali, terutama di ruang-ruang kelas dasar di seluruh Indonesia. Guru-guru kita, khususnya para guru perempuan, adalah Kartini masa kini yang tengah memimpin transformasi besar dalam dunia pendidikan.
Transformasi Pendidikan Dasar: Dari Kapur ke Koding, dari Buku ke Bot
Dunia pendidikan saat ini tidak lagi cukup hanya berfokus pada hafalan dan pengulangan. Kementerian Pendidikan telah memulai langkah besar: memperkenalkan Pembelajaran Mendalam, Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) ke dalam kurikulum pendidikan dasar. Sebuah langkah inovatif yang dirancang untuk mempersiapkan anak-anak Indonesia menghadapi masa depan yang serba digital, cepat, dan kompleks.
Apakah Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) terlalu “jauh” untuk anak-anak SD? Tidak. Justru di usia inilah fondasi berpikir kritis, logis, dan kreatif dibentuk. Pembelajaran koding bukan semata belajar bahasa pemrograman, tetapi melatih cara berpikir sistematis, pemecahan masalah, berpikir komputasional, serta kolaborasi. Demikian pula KA bukan soal robot semata, tetapi tentang etika, pengambilan keputusan berbasis data, dan empati di era mesin cerdas.
Urgensi dan Kebutuhan: Kenapa Sekarang, Kenapa Guru Pendidikan Dasar?
1. Perubahan Dunia Kerja dan Kehidupan
Anak-anak yang kini duduk di bangku kelas 4 SD akan memasuki dunia kerja sekitar tahun 2040—sebuah masa di mana 80% pekerjaan akan melibatkan teknologi tingkat lanjut dan automasi. Jika kita menunggu mereka dewasa baru diajarkan teknologi, kita sudah terlambat. Kita perlu mulai dari sekarang.
2. Ketimpangan Digital yang Perlu Dijembatani
Pendidikan dasar adalah fase emas. Namun, jika tidak diintervensi sejak dini, ketimpangan digital akan memperlebar jurang antargenerasi, antarwilayah, dan antarstatus sosial. Oleh karena itu, guru pendidikan dasar harus menjadi ujung tombak literasi digital yang setara dan inklusif.
3. Penguatan Peran Guru Sebagai Fasilitator dan Inovator
Guru bukan lagi satu-satunya sumber ilmu, tetapi menjadi pengarah yang menuntun dan mendampingi murid untuk belajar bagaimana belajar. Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) memberikan ruang bagi guru untuk merancang pengalaman belajar yang lebih kontekstual, kolaboratif, dan bermakna.
Pembelajaran Mendalam: Pilar Transformatif Kurikulum Baru
Kita tidak bisa sekadar “mengajarkan teknologi” akan tetapi kita harus mampu mengemasnya dalam pembelajaran yang bermakna. Pendekatan pembelajaran mendalam menekankan pemahaman konsep, pengintegrasian pengetahuan, dan refleksi atas proses belajar. Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) bukan hanya mata pelajaran baru, tetapi medium untuk mengeksplorasi nilai-nilai kemanusiaan, lingkungan, dan sosial melalui pendekatan multidisipliner.
Peran Strategis Guru: Kartini Baru, Dunia Baru
Perempuan telah menjadi tulang punggung pendidikan dasar. Dari ruang kelas di desa terpencil hingga kota besar, para guru perempuan memikul harapan dan masa depan bangsa. Dalam dunia yang makin canggih, justru hati dan ketulusan guru yang menjadi jangkar agar teknologi tetap berpijak pada nilai-nilai luhur.
Hari Kartini adalah momen yang tepat untuk meneguhkan kembali bahwa transformasi pendidikan bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang keberanian bermimpi lebih tinggi, bertindak lebih jauh, dan mendidik dengan sepenuh hati.
Harapan masa depan
Kita tidak sedang mencetak generasi yang hanya bisa menggunakan teknologi akan tetapi kita sedang mempersiapkan generasi pencipta teknologi, pemimpin beretika, dan warga global yang berpikir kritis, berakar pada nilai luhur jati diri bangsa, namun berhati nurani. Guru pendidikan dasar adalah pilar utama dalam mewujudkan cita-cita ini.
Mari bersama kita nyalakan semangat Kartini di dalam kelas, di balik layar laptop, di ruang pelatihan guru, dan di setiap proses belajar. Karena setiap anak Indonesia berhak atas masa depan, dan setiap guru adalah satu jembatan untuk menggapainya.
Selamat Hari Kartini. Untuk semua guru yang tak pernah lelah belajar, mencipta, dan menginspirasi.
Direktorat Guru Pendidikan Dasar