Guru Dikdas - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (kemendikbudristek) mendorong guru berkolaborasi melalui berbagai program yang telah diluncurkan. Sejumlah kebijakan pendidikan yang telah diluncurkan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas guru di Tanah Air.
"Seperti Guru Penggerak, Guru Berbagi, dan Guru Belajar, bertujuan agar guru saling berkolaborasi untuk berbagi ide dan praktik baik, " ujar Direktur Guru Pendidikan Dasar Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek, Rachmadi Widdiharto di Jakarta, Rabu, 14 Desember 2021.
Rachmadi mengatakan, pandemi membuat guru harus bisa maksimal memanfaatkan media pembelajaran digital. Makanya, bekal literasi digital amat penting dimiliki para guru saat ini. Ia mengatakan, target sejumlah program tersebut yaitu mendukung proses pembelajaran campuran dan meningkatkan kecakapan digital di masa mendatang. Program-program yang diterbitkan juga untuk mendukung transformasi pendidikan melalui pembelajaran digital.
Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan mengatakan guru perlu menerapkan kemerdekaan dalam mengajar. Guru Merdeka Belajar dimulai dari ekosistem, sekolah, hingga kelas yang 'merdeka'.
"Meskipun ada pengawas sekolah, ada kepala sekolah, seberapa sering sih mereka datang memantau. Semua tergantung perilaku dan kebiasaan, serta kemampuan guru untuk menerapkan kondisi guru Merdeka Belajar, " kata Bukik.
Ia menekankan, Guru Merdeka Belajar membutuhkan peran teknologi agar berujung pada adanya transformasi pembelajaran. Ia mengatakan, transformasi harus dimulai dengan pembelajaran Merdeka Belajar, kemudian masuk ke integrasi digital melalui teknologi yang adaptif, selanjutnya dokumentasi dan publikasi praktik baik. "Nah dokumentasi praktik ini membutuhkan teknologi informasi yang terbaik untuk mendokumentasikan berbagai pembelajaran Guru Merdeka Belajar ini agar dapat terdokumentasikan hasilnya dan jadi bahan evaluasi ke tahap berikutnya," kata Bukik.
Ia menyebut, para guru harus berkolaborasi dalam ekosistem Guru Merdeka Belajar agar maju bersama. Ia menekankan, guru tak boleh terjebak dalam urusan administrasi, apalagi tidak berkolaborasi dalam mengembangkan diri.
"Pemerintah harus bisa menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung kolaborasi, guru tidak berkompetisi, tetapi saling melengkapi satu dengan yang lain," terang dia.
Ketua Jaringan Semua Guru dan Semua Murid, Ivan Ahda mengatakan untuk menuju transformasi pendidikan Indonesia, perlu adanya kerja bersama dari berbagai pihak. Ia pun mengapresiasi Lenovo Indonesia dan Google for Education yang peduli dan mendukung transformasi pendidikan ini.
"Transformasi ini tidak bisa dikerjakan sendiri. Perlu kolaborasi untuk mempercepat prosesnya. Kita semua harus ambil peran karena pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama," kata Ivan.