WAMENDIKDASMEN: DENGAN KEHADIRAN PRAJURIT TNI AD SEMANGAT BELAJAR SISWA SANGAT BAIK
Belum lama ini, perwakilan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mendapatkan kesempatan menyaksikan secara langsung aktivitas prajurit Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) TNI Angkatan Darat dalam membantu mendukung layanan pendidikan dasar di wilayah perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini, tepatnya di Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
“Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan dengan kehadiran prajurit TNI AD semangat belajar peserta didik sangat baik, yang terlihat dari tingginya keterlibatan anak-anak dalam proses pembelajaran. Peserta didik terlihat memiliki kedekatan dengan prajurit sehingga dapat memudahkan proses belajar,” kata Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq, ketika memberikan sambutan pembukaan pada Bimbingan Teknis TNI AD Mengajar di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Markas Batalyon Infanteri Mekanis 403/Wirasada Pratista, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 9-13 Desember 2024.
Wamendikdasmen Fajar menyampaikan, para guru mengakui kehadiran prajurit di sekolah mereka sangat membantu aktivitas di dalam kelas maupun di luar kelas. Misalnya pada pelaksanaan upacara bendera yang jauh lebih disiplin sebelum kehadiran para prajurit. “Tanggapan orangtua siswa terhadap program Prajurit TNI AD Mengajar pun juga cukup positif. Salah satu orangtua yang ditemui menyampaikan harapan agar prajurit dapat terus memberikan kegiatan ekstrakurikuler. Misalnya kegiatan seni dan olahraga, sehingga anak-anak lebih sehat baik mental maupun fisik serta memiliki wawasan yang luas,” Pak Wamendikdasmen melanjutkan.
Hadir pada Bimtek TNI AD Mengajar, di antaranya, adalah Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) yg diwakili Waaster Kasad Bidang Perencanaan dan Kemampuan Teritorial, Brigjen TNI Edy Rochmatullah beserta staf. Hadir pula Direktur Guru Pendidikan Dasar, Rachmadi Widdiharto; Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Daerah Istimewa Yogyakarta, Adi Wijaya. Selain itu juga dihadiri Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 403/Wirasada Pratista; dan pimpinan Yonif 410/Alugoro; Yonif 521/Dadaha Yodha; dan Yonif 511/Dibyatara Yodha.
Kemitraan Kementerian-TNI AD
Bimtek TNI AD Mengajar di Daerah 3T merupakan kegiatan kemitraan yang dijalin Direktorat Guru Dikdas dengan TNI Angkatan Darat. Selama kurun tahun 2019-2022, TNI AD telah mengirimkan prajurit untuk mengikuti Bimtek Mengajar di Daerah 3T yang dilaksanakan 10 lokasi, di antaranya, di Kabupaten Kampar (Riau), Kabupaten Simalungun (Sumatera Utara), dan Kabupaten Jeneponto (Sulawesi Selatan). Selama empat tahun pelaksanaan kegiatan, tercatat di 16 batalyon melibatkan total peserta 6.230 orang prajurit TNI AD.
Bimtek TNI AD Mengajar di Daerah 3T memberikan pembekalan kemampuan dasar mengajar kepada prajurit yang akan melaksanakan tugas pengamanan di daerah perbatasan. Kehadiran para prajurit diperlukan untuk turut membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar di daerah 3T yang masih membutuhkan bantuan tenaga pengajar. Selain untuk membantu para guru, kehadiran prajurit TNI AD juga bagian dari upaya membina teritorial melalui pendidikan kebangsaan kepada murid SD dan SMP di daerah perbatasan.
Kegiatan Bimtek Mengajar TNI AD di Daerah 3T dilanjutkan kembali kerja samanya untuk kurun tahun 2023-2026. Bimtek TNI AD di Daerah 3T sejalan dengan misi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yakni “Membangun Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Bimtek TNI AD Mengajar juga senafas dengan Program Prioritas Kemdikdasmen, yakni Wajib Belajar 13 Tahun dan Pemerataan Kesempatan Pendidikan.
Meski para prajurit mendapat tambahan bekal kompetensi melakukan pembelajaran di kelas, namun bimtek tidak dimaksudkan untuk menyiapkan para prajurit untuk menggantikan peran guru atau menjadi guru pengganti sementara. “Para prajurit diperlukan untuk mengoptimalkan layanan pendidikan kepada siswa di satuan pendidikan di wilayah perbatasan yang kekurangan atau bahkan tidak ada gurunya,” kata Wamendikdasmen Fajar.
Dari Pendidikan Nilai hingga Bimbingan Konseling
Peserta Bimbingan Teknis TNI AD Mengajar di Yonif 403 diikuti 270 prajurit yang lolos seleksi. Sistem seleksi peserta menghasilkan prajurit yang memiliki ketertarikan untuk mengajar dan memiliki pengalaman berinteraksi dengan anak usia SD. Prajurit juga perlu dibekali metode dan teknik interaksi di kelas, yang mampu memberikan perhatian kepada seluruh peserta didik dengan menjunjung toleransi, empati, dan kohesivitas kelompok.
Prajurit juga memerlukan pembekalan dukungan psikologis awal bagi anak yang mengalami perundungan dan/atau bentuk kekerasan lainnya baik fisik atau verbal serta memberikan penanganan yang sesuai kepada anak terduga pelaku perundungan. Pada Bimtek TNI AD Mengajar di Yonif 403, para prajurit mendapat empat materi, meliputi Pendidikan Nilai; Pembelajaran Literasi dan Numerasi; Kepanduan; serta Layanan Bimbingan Konseling dan Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik.
Tim Publikasi Direktorat Guru Pendidikan Dasar