Materi “Peran dan Tanggung Jawab Guru sebagai Mentor pada Satuan Pendidikan” menjadi hal baru dan menarik bagi seorang Zainul Awal, SPd. “Secara keseluruhan, saya belum pernah mendapat seperti sepuluh materi pada bimtek bimbingan konseling seperti kegiatan ini,” kata guru SDN 26 Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat ini.
Zainul, guru kelas 4 ini, merupakan satu dari 240 peserta Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Layanan Bimbingan dan Konseling Angkatan VI Tahun 2024 (Region Jakarta) yang diselenggarakan di Golden Boutique Jakarta, 3-7 Desember 2024. Dalam waktu yang hampir bersamaan juga digelar bimtek BK untuk guru SD di region lain di Surabaya (2-6 Desember 2024) dan Lombok (3-7 Desember 2024).
Bimtek Bimbingan Konseling untuk guru SD merupakan bagian dari program prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen), yakni program Penguatan Pendidikan Karakter. Selain pelatihan BK dan Pendidikan untuk guru kelas, program Penguatan Pendidikan Karakter diimplementasikan melalui sejumlah kegiatan, meliputi: peningkatan kompetensi guru BK dan guru agama; pengangkatan guru BK; tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat; dan makan siang bergizi.
Guyonan Berlebihan
Zainul yang juga Ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus V Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, pernah mengadakan Seminar Anti Bullying. Seminar yang menghadirkan narasumber dari BKKBN Sintang ini dihadiri 112 peserta yang terdiri dari perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sintang, kepala sekolah, dan guru SD anggota KKG Gugus V.
SDN 26 Sintang yang berada di pusat kota memiliki 318 siswa. Lokasinya tepat berada di sekitar Pasar Sungai Durian dengan keramaian yang luar biasa. Lingkungan pasar dengan beragam aktivitas dari banyak orang itu berdampak negatif bagi siswa. Kenakalan siswa SDN 26 Sintang beberapa kali terjadi. Bermula dari guyonan namun mengakibatkan luka.
“Misalnya kejadian saat jam istirahat. Ada seorang siswa yang berada di dalam kelas, pintu kelas dikunci dari luar oleh siswa lain. Karena siswa yang terkunci tengah kebelet buang air kecil, anak tersebut keluar melalui jendela kelas. Naasnya, anak tersebut terjatuh dan pipi bagian kanannya terluka sehingga harus dijahit,” kata Zainul menceritakan kenakalan siswanya.
Kejadian kenakalan siswa lainnya, ada siswa yang bermain-main dengan kawat yang digosok-gosok hingga panas kemudian ditempelkan ke tangan siswa lain. “Mungkin siswa tersebut tidak berpikir bahwa kawat panas tersebut dapat mengakibatkan tangan kawannya melepuh,” Zainul menambahkan.
Konseling Guru Kelas
SDN 26 Sintang belum memiliki guru BK atau konselor. Tugas konseling kepada siswa sudah dilakukan oleh guru kelas, guru mata pelajaran, juga kepala sekolah. Sekolah juga bermitra dengan puskesmas dan BKKN Sintang yang menyediakan layanan konseling. Untuk mengatasi kenakalan siswa hingga kekerasan, sekolah juga menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua siswa.
“Ketika ada masalah kenakalan siswa, kami memanggil siswa ke ruang guru untuk mengidentifikasi masalah. Setelah siswa menyampaikan masalahnya, guru sebagai konselor menasehati tanpa memberikan hukuman yang dapat menjadikan siswa ketakukan. Jika kenakalan siswa kami nilai pelanggaran berat, sekolah akan memanggil orangtua siswa,” kata Zainul. ****
4 Komentar terkait Berita