Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita semua.
Bapak dan Ibu Guru yang kami banggakan……
Tanggal 23 Juli setiap tahunnya menjadi momen penting bagi seluruh bangsa Indonesia: Hari Anak Nasional. Pada tahun 2025 ini, peringatan Hari Anak Nasional mengangkat tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045.” Tema ini bukan hanya sebuah ungkapan semangat, tetapi merupakan cerminan dari tekad bersama untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas demi mewujudkan cita-cita besar Indonesia di masa depan.
Indonesia Emas 2045 bukan sekadar visi politik atau agenda jangka panjang, akan tetapi sebagai tujuan kolektif kita untuk melihat Indonesia tumbuh sebagai negara maju, adil, makmur, dan berdaya saing tinggi saat memasuki usia 100 tahun kemerdekaan. Namun, tak ada Indonesia Emas tanpa anak-anak Indonesia yang hebat sejak dini. Di sinilah peran pendidikan dasar menjadi sangat krusial, sebagai fondasi utama dalam membentuk karakter, kebiasaan, dan pola pikir anak-anak yang akan mengisi masa depan.
Dalam kerangka ini, Direktorat Guru Pendidikan Dasar mendorong satuan pendidikan di seluruh Indonesia untuk terus membangun budaya pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai kehidupan sejak dini. Salah satu pendekatan yang tengah digiatkan oleh Kementerian Dasar dan Menengah adalah melalui gerakan “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.” Gerakan ini menitikberatkan pada pembiasaan positif sehari-hari yang sederhana namun berdampak luar biasa terhadap perkembangan anak.
Dimulai dari hal yang sangat mendasar, seperti bangun pagi, anak-anak dilatih untuk menghargai waktu dan disiplin dalam memulai hari. Aktivitas pagi ini bukan hanya soal rutinitas, tetapi juga menjadi pintu masuk bagi anak untuk lebih siap secara fisik dan mental dalam mengikuti proses pembelajaran. Setelah itu, pembiasaan beribadah menjadi penguat nilai-nilai spiritual dan moral dalam diri anak, menumbuhkan rasa syukur, kesadaran diri, dan kepedulian terhadap sesama. Di usia dasar, anak-anak berada dalam tahap membentuk identitas, dan di sinilah nilai-nilai tersebut bisa ditanamkan secara kuat dan membekas.
Kesehatan jasmani pun tak bisa diabaikan. Aktivitas olahraga secara rutin membuat tubuh anak tetap sehat, sekaligus menumbuhkan semangat sportivitas dan kegembiraan. Didukung dengan konsumsi makanan sehat dan bergizi, anak-anak akan tumbuh dengan daya tahan tubuh dan daya pikir yang optimal. Di sinilah pentingnya keterlibatan sekolah dan keluarga dalam mengedukasi anak tentang pentingnya menjaga pola makan serta memahami kebutuhan gizi tubuh.
Tentu saja, kebiasaan belajar menjadi jantung dari pembentukan generasi hebat. Belajar bukan hanya tentang menghafal pelajaran di kelas, tetapi mencintai proses pencarian ilmu, berani bertanya, dan terbuka terhadap hal-hal baru. Ketika anak-anak merasa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan, maka lahirlah pribadi-pribadi yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dan semangat belajar sepanjang hayat.
Namun, anak tidak hanya hidup di ruang kelas. Mereka adalah bagian dari komunitas yang lebih luas. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan kebiasaan bermasyarakat sejak dini. Anak-anak perlu belajar berinteraksi secara sehat, membangun empati, kerja sama, dan toleransi terhadap perbedaan. Proses ini akan membentuk karakter yang inklusif dan mampu hidup harmonis di tengah keberagaman bangsa.
Di akhir hari, tidur cukup dan berkualitas menjadi penutup dari rangkaian kebiasaan positif ini. Dengan tidur yang cukup akan membantu anak mengistirahatkan tubuh dan pikirannya agar esok hari mereka siap kembali belajar dan berkegiatan. Sayangnya, di era digital saat ini, tantangan untuk menyeimbangkan waktu istirahat semakin besar. Maka peran orang tua dan guru menjadi penting dalam membimbing anak mengatur waktu dengan bijak.
Semua kebiasaan ini mungkin terlihat sederhana, tetapi jika dilakukan secara konsisten dan terintegrasi dalam keseharian anak, akan membentuk karakter yang kuat dan berdaya tahan tinggi. Karakter inilah yang menjadi bekal utama menuju Indonesia Emas 2045.
Tentu kita menyadari bahwa membentuk kebiasaan positif tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak. Dibutuhkan sinergi antara guru, orang tua, pemerintah daerah, dan masyarakat luas. Sekolah menjadi tempat awal pembentukan kebiasaan, namun rumah dan lingkungan sekitar adalah tempat penguatan nilai-nilai tersebut. Kolaborasi inilah yang akan mempercepat lahirnya generasi hebat yang siap menjawab tantangan masa depan.
Di Hari Anak Nasional ini, saya mengajak seluruh pendidik di jenjang pendidikan dasar untuk menjadikan momen ini sebagai titik tolak pembaruan semangat. Mari kita hadirkan ruang-ruang belajar yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mengasuh dan membentuk karakter anak. Mari kita teguhkan komitmen untuk membimbing anak-anak kita menjadi pribadi yang tangguh, sehat, cerdas, dan berakhlak mulia.
Anak-anak adalah harapan kita. Mereka bukan hanya penerus, tetapi penentu. Apa yang kita tanamkan hari ini akan menjadi wajah Indonesia di tahun 2045. Jika hari ini kita membentuk anak-anak hebat, maka kelak kita akan menyaksikan Indonesia yang kuat.
Selamat Hari Anak Nasional 2025