BOGOR – Program Peningkatan dan Pemerataan Mutu GTK melalui Kemitraan tahun 2019 memiliki tujuan untuk membangun kerja sama melalui kemitraan guru dan kepala sekolah sebagai upaya mempercepat peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah secara merata di Indonesia.
Demikian disampaikan Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Praptono saat menyampaikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Program Kerja Sama GTK Melalui Kemitraan Dalam Upaya Pemerataan dan Peningkatan Mutu Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) di Hotel Onih, Kota Bogor, Rabu (15/5/2019).
Praptono mengatakan dengan adanya rapat koordinasi ini dapat meningkatkan koordinasi antar kepala dinas provinsi, kabupaten/kota dan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud dalam upaya peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan.
“Tujuan dari rapat kerja koordinasi ini juga sebagai sosialisasi program dan kegiatan bidang pendidikan dasar dan menengah melalui Program Peningkatan dan Pemerataan Mutu GTK melalui Kemitraan Tahun 2019. Serta menyepakati calon peserta program kemitraan tahun 2019 yang terdiri dari GTK Inti, Mitra dan Imbas,” jelasnya.
Menurutnya Program Peningkatan dan Pemerataan Mutu GTK Melalui Kemitraan ini sangat penting dilakukan. Sebab salah satu prioritas pembangunan pendidikan di Indonesia adalah peningkatan mutu pendidikan secara merata di setiap daerah dan satuan pendidikan. Dengan adanya pola kerja sama kemitraan inilah upaya mempercepat peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah secara berproses akan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Lebih lanjut dia mengatakan peran guru inti inilah akan menjadi pendorong untuk pemerataan mutu guru dan tenaga kependidikan di seluruh Indonesia. Sebab, dari satu guru inti ini akan melakukan pendambingan dan bimbingan terhadap tiga guru mitra secara langsung. Masing-masing guru mitra ini akan memberikan pendampingan dan bimbingan kepada sepuluh guru imbas.
“Ini merupakan suatu pendekatan untuk mengangkat kulaitas guru dengan pengalaman real di lapangan. Jadi pendampingan yang akan dilakukan oleh guru inti kepada guru mitra adalah pendampingan yang disertai dengan fakta lapangannya. Jadi guru mitra akan bersama-sama guru inti dalam menjalankan profesi sebagai seorang guru, mulai dari merencanakan, melaksanakan pembelajaran sampai dengan melakukan penilaian, jadi memberikan pengalaman langsung. Dan saat guru mitra kembali ke sekolah masing-masing, peran guru inti tidak berhenti tapi melakukan pendampingan secara terus menerus. Baik komunikasi online maupun konsultasi melalui surat elektronik, dan lain-lain. Jadi satu guru inti bisa berdampak untuk 33 guru. Dengan rincian 3 guru mitra dan 30 guru imbas. Jika ini berhasil dilakukan percepatan mutu pendidkan akan segera terkejar,” jelasnya.