PG Dikdas - Jika mengutip KBBI, perundungan adalah perilaku merundung, sedangkan merundung adalah menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis, dalam bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik berulang kali dan dari waktu ke waktu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi kasus perundungan yang terjadi pada pelajar SMP di Pontianak, AU (14 tahun). Jokowi menilai pendidikan karakter penting mencegah kekerasan anak. Jokowi memandang kasus perundungan tersebut sebagai buntut dari perubahan pola interaksi sosial antarmasyarakat melalui media sosial. Ia menyampaikan rasa sedih atas kejadian ini, serta meminta masyarakat mengawasi penggunaan media sosial oleh anak-anak.
“Jangan sampai terjebak pada pola interaksi sosial yang sudah berubah, tetapi kita belum siap,” ujar Jokowi di Tennis Indoor Senayan, Rabu (10/4/2019).
Ada pun Penguatan Pendidikan Karakter memerlukan integrasi tri pusat pendidikan (sekolah, keluarga, masyarakat). Sekolah, masyarakat, dan keluarga adalah ekosistem pendidikan yang harus bersinergi. Sekolah menjadi sentral. lingkungan sekitar dijadikan sumber-sumber belajar.
Menurut Mendikbud Muhadjir Effendy, kunci kesuksesan pendidikan karakter terletak pada peran guru. Sebagaimana ajaran Ki Hajar Dewantara, “ing ngarso sung tuladho, ing madyo mbangun karso, tut wuri handayani”, maka seorang guru idealnya memiliki kedekatan dengan anak didiknya. Guru hendaknya dapat melekat dengan anak didiknya sehingga dapat mengetahui perkembangan anak didiknya. Tidak hanya dimensi intelektualitas saja, namun juga kepribadian setiap anak didiknya.
Tak hanya sebagai pengajar mata pelajaran saja, namun guru mampu berperan sebagai fasilitator yang membantu anak didik mencapai target pembelajaran. Guru juga harus mampu bertindak sebagai penjaga gawang yang membantu anak didik menyaring berbagai pengaruh negatif yang berdampak tidak baik bagi perkembangannya. Seorang guru juga mampu berperan sebagai penghubung anak didik dengan berbagai sumber-sumber belajar yang tidak hanya ada di dalam kelas atau sekolah. Dan sebagai katalisator, guru juga mampu menggali dan mengoptimalkan potensi setiap anak didik.
Kemendikbud mendorong perubahan paradigma para guru agar mampu melaksanakan perannya sebagai pendidik profesional yang tidak hanya mampu mencerdaskan anak didik, namun juga membentuk karakter positif mereka agar menjadi generasi emas Indonesia dengan kecakapan abad ke-21.