PG Dikdas, Jakarta – Peningkatan kompetensi pembelajaran para guru dilakukan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG). MGMP, KKG ini akan menggantikan pola bimbingan teknis, pola pelatihan yang selama ini dilakukan dengan cara memanggil guru-guru ke satu tempat, misalkan di hotel-hotel, di P4TK, di LPMP. Dengan MGMP dan KKG ini cara-cara bimtek dan pelatihan seperti itu tidak akan dilakukan lagi, tetapi guru sesama mapel sejenis atau mungkin serumpun mereka berhimpun dalam satu forum. Berkumpulnya para guru itu adalah dalam rangka melakukan aktivitas yang dalam pedomannya sudah diatur.
“Ada 5 kali In, 3 kali On. In adalah guru berkumpul di satu tempat yang disepakati, di situ menyamakan persepsi, mendiskusikan konsep, menyepakati masalah yang akan dibahas, dan sampai menyiapkan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh anggota MGMP atau KKG untuk pelaksanaan proses On. Total keseluruhannya kalau kita jumlahkan 5 kali In, 3 kali On itu termasuk pre-test dan post test-nya setara dengan 82 jam,” jelas Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Praptono.
Untuk memastikan MGMP, KKG ini berjalan, maka yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan termasuk di Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar yaitu menyiapkan calon guru inti yang akan ditugaskan untuk menjadi fasilitator, menjadi koordinator, menjadi narasumber dalam kegiatan KKG untuk jenjang SD dan MGMP untuk jenjang SMP.
Pada tahun 2019 sudah disiapkan anggaran hampir 900 milyar untuk menopang pelaksanaan MGMP dan KKG ini dan ditargetkan pada semester ganjil MGMP dan KKG sudah mulai jalan dengan target minimal 1 siklus. Selain itu juga disiapkan unit-unit pembelajaran yang akan menjadi panduan terkait dengan materinya. Kemudian juga diberikan bantuan operasional untuk setiap MGMP dan KKG sebesar Rp 23.000.000.
“2019 ini merupakan tahun awal ketika Kemendikbud memberikan perhatian yang serius dalam peningkatan kompetensi para guru dengan mengubah pola pendekatan yang diterapkan dari sistem sentralistik ke dalam pelatihan berbasis zonasi. Model baru yang dikembangkan ini sudah jalan, kita mentargetkan ada 23.212 MGMP ataupun KKG. Dengan pola 5 kali In, 3 kali On, maka kita berharap guru-guru Indonesia berkesempatan untuk mendapatkan pelatihan dan bimbingan teknis dengan fasilitator dari guru inti kemudian dengan materi yang disiapkan Kemendikbud dengan unit-unit pembelajaran. Kita evaluasi dan respons dari para guru sangat antusias untuk melaksanakan program ini sehingga diharapkan di tahun 2020 program ini akan terus disebarluaskan,” terang Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Praptono.