GTK Dikdas - Program Merdeka Belajar yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) sebenarnya esensinya harus dimulai dari guru
Jadi, semua guru harus berpikir merdeka untuk kemudian mengajarkan ilmunya kepada siswa dan siswinya. Salah satunya ialah guru harus bisa membuat nuansa pembelajaran yang lebih nyaman dan menyenangkan.
Pada rapat panitia kerja (panja) peta jalan pendidikan dengan Komisi X DPR RI, Direktur Jenderal Guru dan dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Iwan Syahril memberikan paparan terkait “Merdeka Belajar: Sistem Pendidikan untuk Membangun Kompetensi Utama”.
Iwan menjelaskan terkait visi dari Merdeka Belajar yakni guru-guru tak hanya menerima instruksi, tapi lebih berdaya terkait inovasi dan kreativitas.
“Melihat kurikulum sebagai bukan benda mati yang harus kemudian diimplementasikan secara letter lux, tapi harus menjadi pemilik dari kurikulum itu sendiri dan pengembang dari kurikulum itu sendiri,” ungkap Iwan, Sabtu (29/1/2021).
Menurutnya, guru sebagai fasilitator, karena pengetahuan sebenarnya ada dimana-mana saat ini, sehingga tinggal bagaimana mengelolanya.
Maka kini perlunya peningkatan kompetensi guru yang berbasis pada praktik. Kemudian bagaimana guru terus meningkatkan kompetensi dan memiliki tujuan sebagai profesi.
“Untuk menentukan kualitas pengajaran, pelatihan-pelatihan guru harus berbasis sekolah, berbasis pada praktik, jangan jauh dari apa yang terjadi di sekolah,” jelas Iwan.
Terkait guru, berikut ini situasi guru sekarang dan arahan di masa depan.
Sekarang:
1.Guru sebagai pelaksana kurikulum.
2.Guru sebagai sumber pengetahuan satu-satunya.
3.Kualifikasi sebagai penentu kualitas.
4.Pelatihan guru berdasarkan teori.
5.Kinerja guru dinilai berdasarkan daftar persyaratan/administratif.
Masa depan:
1.Guru sebagai pemilik dan pembuat kurikulum.
2.Guru sebagai fasilitator dari berbagai sumber pengetahuan.
3.Kompetensi dan tujuan sebagai penentu kualitas pengajaran.
4.Pelatihan guru berdasarkan praktik.
5.Kinerja guru dinilai secara holistik.(red)