GTK Dikdas - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa keselamatan dan kesehatan para insan pendidikan di masa pandemi Covid-19 menjadi prioritas utama pemerintah. Maka sejak awal, Kemendikbud langsung melakukan strategi belajar dari rumah dalam upaya pencegahan penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) secara luas.
"Semenjak awal pandemi, kami langsung menerapkan program Belajar dari Rumah sebagai kebijakan nasional. Kerangka peraturan juga dibuat jauh sebelum perusahaan-perusahaan menerapkan bekerja dari rumah dan melakukan usaha pencegahan lainnya. Kami mengambil pendekatan berbasis keutamaan dalam membuat keputusan, dan keputusan pertama yang diambil adalah mengutamakan kesehatan. Keselamatan guru, siswa, dan orang tuanya merupakan prioritas utama kami," jelasnya pada Konferensi Pers Internasional "Adaptasi Pendidikan Selama Covid-19", di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (14/5/2020).
Mendikbud mengatakan Indonesia memiliki sistem pendidikan terbesar keempat di dunia dengan populasi guru sebanyak 2,7 juta orang dan 45,3 juta siswa. Dengan jumlah yang sebanyak ini, dan dengan kondisi geografi yang berpulau-pulau maka upaya penanganan dampak Covid-19 di dunia pendidikan menjadi tidak mudah dan tidak mungkin diseragamkan.
Kendati demikian, pemerintah terus bekerja sama dengan pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memastikan masa transisi pembelajaran di sekolah menjadi belajar dari rumah dapat berjalan sebaik mungkin.
Nadiem mengatakan bahwa memang pembelajaran di masa pandemi tidak mudah. Tapi Kemendikbud tidak lantas menyerah. Kami terus berupaya sekuat tenaga untuk memastikan pembelajaran tetap terjadi.
"Harus diakui situasi ini tidak optimal dan pencapaian pendidikan tidak akan sama pada saat krisis Covid-19 ini terjadi di Indonesia dan di negara lain di dunia. Oleh karena itu, kenyataan tersebut harus diterima dan berusaha mengurangi dampaknya sebanyak mungkin. Kemendikbud terus melakukan segala daya, siang dan malam untuk mencoba memperbaiki situasi ini," ungkapnya.
Namun, menurut Mendikbud masa krisis ini menjadi momentum melakukan observasi guna mendapatkan umpan balik di lapangan. Kemendikbud terus berupaya menyediakan beragam solusi untuk memastikan setiap satuan pendidikan melakukan apa yang terbaik bagi mereka. Sekaligus mendorong terjadinya eksperimen guna menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam pendidikan di masa depan.
"Kemendikbud harus mengambil bagian untuk membantu menghadirkan pemahaman mengenai apa kunci utama keluar dari krisis ini dan bagaimana berpartisipasi dalam hal itu," ujar Nadiem.
Selanjutnya, prioritas Kemendikbud adalah meningkatkan fleksibilitas penggunaan anggaran sekolah untuk menangani krisis. "Hal pertama yang dilakukan adalah dengan memberikan anggaran (Bantuan Operasional Sekolah) yang dikirimkan dari pemerintah pusat kepada sekolah-sekolah agar dapat digunakan untuk membeli alat kesehatan dan kebersihan diri, juga pulsa/data seluler untuk mendukung aktivitas pembelajaran termasuk pembelajaran daring," jelas Nadiem.