GTK Dikdas - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) kembali membuka pendaftaran seleksi bagi calon Guru Penggerak angkatan ke-2 mulai 13 Oktober hingga 7 November 2020. Seperti halnya pada angkatan pertama, seleksi calon Guru Penggerak angkatan kedua akan dibuka untuk guru-guru jenjang TK, SD, SMP, dan SMA. Sedangkan untuk guru Sekolah Luar Biasa pada angkatan kedua ini belum bisa mendaftar sebagai calon guru penggerak
Daerah sasaran peserta dan pendamping Program Guru Penggerak angkatan kedua berada di 56 Kabupaten/Kota yang tersebar di enam pulau besar dan 22 provinsi.
Perencanaan ke depan, kuota calon guru penggerak dari setiap kabupaten/kota tidak akan dipatok 50 guru per kabupaten/kota, bisa lebih atau bisa kurang. Kelulusan akan ditentukan oleh hasil seleksi yang ada disesuaikan dengan kuota calon Guru Penggerak angkatan kedua yakni 2.800. Penentuan hasil seleksi didasarkan pada nilai akhir peserta, proporsi guru, ketersediaan pendamping, jumlah kecamatan, serta jumlah kepala sekolah pensiun.
Sebagai informasi, pada tahap pertama, seleksi calon Guru Penggerak angkatan kedua akan dilaksanakan pada 20 s.d. 23 November 2020 dengan meliputi seleksi administrasi, biodata, tes bakat skolastik, dan esai. Selanjutnya, pada tahap kedua yaitu pada 13 Januari s.d. 11 Maret 2021 akan meliputi simulasi mengajar dan wawancara. Tahap terakhir adalah pengumuman hasil seleksi calon Guru Penggerak angkatan kedua pada 20 Maret 2021.
Sedangkan untuk calon pendamping Program Guru Penggerak akan mulai dibuka pada 20 Oktober hingga 12 November 2020. Penilaian seleksi tahap pertama akan dilakukan pada 23 November hingga 4 Desember 2020 dan akan diumumkan hasil seleksi tahap pertama pada 10 Desember 2020. Selanjutnya, seleksi tahap kedua akan dilakukan pada 5 s.d. 25 Januari 2021 yang teridiri dari simulasi mengajar dan wawancara dan akan diumumkan hasilnya pada 29 Januari 2021.
Kriteria pendamping guru penggerak yang berasal dari guru harus Memiliki pengalaman mengajar minimal 10 tahun; Memiliki masa sisa pensiun 2 tahun; Pernah menjabat sebagai pemimpin pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah (mantan Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator mata pelajaran, dsb) atau pengurus inti di organisasi lain luar sekolah misalnya dari Organisasi profesi, MGMP/KKG, Komunitas Guru, Kepramukaan, Organisasi Masyarakat.
Sementara itu, untuk Kepala Sekolah harus memiliki masa sisa pensiun minimal dua tahun, memiliki pengalaman mengajar minimal 10 tahun, dan memiliki pengalaman mentoring kepada guru. Untuk pengawas, harus memiliki masa sisa pensiun minimal dua tahun, memiliki pengalaman mengajar minimal 10 tahun, serta memiliki pengalaman mentoring guru atau kepala sekolah.
Pada angkatan kedua ini, Kemendikbud akan merekrut 76 pendamping dari 14 Kabupaten/Kota untuk memenuhi kuota pendamping Program Guru Penggerak angkatan pertama. Diantaranya dari Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Temanggung, Kota Malang, Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Ambon, Kota Tual, Kabupaten Bima, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Deli Serdang.
Program Guru Penggerak berbentuk pelatihan bagi guru, pelatih, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, yang bertujuan untuk menghasilkan bibit-bibit unggul pemimpin Indonesia di masa yang akan datang. Generasi calon pemimpin Indonesia diharapkan dapat terwujud dengan memiliki tujuh karakteristik Profil Pelajar Pancasila, yakni mandiri, beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, dan bernalar kritis.
Program Guru Penggerak dilakukan dengan pendekatan andragogi, yaitu dengan melibatkan peserta didik ke dalam suatu struktur pengalaman belajar dan berbasis pengalaman yang mana nantinya terdapat beberapa proses. Program ini dimulai dari proses rekrutmen bagi guru-guru terbaik yang mengaplikasikan diri mereka sebagai Guru Penggerak, dilanjutkan dengan diadakannya program pelatihan potensi kepemimpinan dan mentorship bagi peserta, kemudian sampai pada tahap kelulusan bagi mereka yang dianggap layak menjadi Guru Penggerak.
Pemerintah berharap dalam waktu lima sampai sepuluh tahun, program ini dapat meningkatkan martabat masyarakat Indonesia dengan meningkatnya kualitas pendidikan melalui banyaknya Guru Penggerak yang tersebar dan bermitra dengan pemerintah daerah. Karena itu ia mengimbau para guru untuk memikirkan dan menyiapkan mental sebelum bergabung menjadi Guru Penggerak.
Dirjen Buka Program Guru Penggerak
Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Iwan Syahril membuka Program Guru Penggerak Angkatan 2,3 dan 4 dalam Zoom Webinar Rakor PGP Angkatan 2,3 dan 4 yang ditayangkan melalui akun Youtube Direktorat GTK PAUD, Selasa (13/10/2020).
Dalam kesempatan ini, Iwan memaparkan berbagai hal terkait guru penggerak dan harapan pemerintah terhadap program ini.
Menurut Iwan, Program Guru Penggerak ini merupakan jawaban dari inovasi yang Kemendikbud ingin hadirkan, salah satunya untuk penguatan guru dan tenaga kependidikan.
Kesolidan serta kerja keras tim dalam mensukseskan kegiatan guru penggerak ini menjadi perhatian Iwan. Bahkan apresiasi setinggi-tingginya dari Iwan untuk seluruh pihak yang terlibat dalam mensukseskan program tersebut.
“Kolaborasi yang luarbiasa dari berbagai unsur baik dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan tahap awal dari angkatan pertama hingga persiapan untuk angkatan kedua, ketiga dan keempat, baik dari para guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, Widyaiswara, praktisi, penggiat pendidikan, akademisi dan berbagai organisasi untuk mensukseskan program ini. Ini adalah sebuah bentuk gotongroyong, untuk pendidikan Indonesia,” tutur Iwan.
Sungguh luar biasa, sambung Iwan, di masa pandemi ini guru-guru di Indonesia tidak menyerah. Bahkan, tanpa kenal lelah terus menghadirkan solusi-solusi terhadap permasalahan yang dihadapai selama pandemi Covid-19 ini. Sehingga bisa terus memperjuangkan pembelajaran kepada murid walaupun dengan banyak keterbatasan.
“Antusiasme guru-guru Indonesia untuk bergerak dan kemudian saling belajar dan berbagi. Kita juga lihat dari program-program yang telah kita hadirkan di masa pandemi ini untuk membantu guru, misalkan dari program guru berbagi dimana pertangahan September itu lebih dari 40 juta kali diakses dan RPP didownload lebih dari 10 juta. Ini luar biasa,” kata Iwan.
Tidak hanya itu, dalam program seri webinar guru belajar, antusiasme guru dalam mengikuti kegiatan tersebut sangatlah luar biasa, sambung Iwan.
Guru penggerak yang telah ada pada angkatan pertama diakui Iwan mengalami dinamika dalam masa pandemi ini. Walaupun banyak sekali hal-hal yang perlu ditingkatkan, namun inspirasi dari pada guru di angkatan pertama sangat luar biasa.
“Semua tim yang bergerak dan bekerja keras membuat berbagai tantangan dapat kita selesaikan dan terus kita tingkatkan,” kata Iwan.
Program Guru Penggerak, kata Iwan, pada intinya merupakan upaya Pemerintah untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul. Calon-calon pemimpin pendidikan masa depan Indonesia yang fokus utamanya pada murid dan pembelajarannya.
Seperti yang diarahkan oleh Presiden Joko Widodo, bahwa dunia pendidikan perlu menghadirkan inovasi sebagai budaya dan yang terpenting adalah fokus pada tujuan utama.
“Dengan menggunakan analogi Whatsapp, Presiden mengatakan bahwa jangan kita hanya fokus kepada sending, tetapi memastikan bahwa bahwa psesan tersebut terkirim (Delevery), atau outcome (tujuan Utama) itu tercapai,” kata Iwan.
Tujuan utama dalam pendidikan ditegaskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, sambung Iwan, adalah murid dan pembelajarannya. Karena itu fokus pada pembelajaran murid adalah tantangan seluruh pemangku pendidikan. Seperti yang diketahui, menurut Iwan ini adalah salah satu aspek terlemah yang harus sama-sama dikelola dan ditingkatkan sehingga dapat menjadi semakin baik danterus membaik.
“Karenaitu dibutuhkan pemimpin-pemimpin yang mementingkan pendidikan, artinya betul-betul fokus kepada murid dan pembelajarannya,” kata Iwan.
Program Guru Penggerak ini berpijak pada filosofi, Ki Hajar Dewantara yang susah sangat terkenal yaitu “Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani”. Tiga kata kunci disini yaitu teladan, motivasi dan berdaya.
Seorang guru dituntut untuk menjadi teladan dan memotivasi sehingga menguatkan kemauan dan memberdayakan murid-muridnya.
“Inilah yang kita inginkan pada seluruh guru di Indonesia. Orientasi utama para guru dan kita semua adalah kepada anak-anak kita. Tumbuh kembang mereka secara holistik, baik itu secara cipta, karsa, rasa dan raga. Menajamkan pikiran, haluskan perasaan, menguatkan kemauan dan menyehatkan jasmani, sehingga kita akan menciptakan sebuah SDM unggul yang sejahtera lahir dan batin menuju kebijaksanaan,” jelas Iwan.
Dalam peluncuran PGP angkatan 2,3 dan 4 ini Iwan berharap adanya dukungan penuh dari seluruh kepala daerah dan kepala dinas kabupaten/kota, guru, praktisi dan organisasi pendidikan yang ada di Indonesia. Dia juga berharap PGP angkatan selanjutnya ini akan semakin baik dan menjadi inspirasi, motivasi dan akselerator untuk inovasi-inovasi yang berpusat kepada murid dan pembelajarannya sehingga kualitas SDM unggul yang diharapkan dapat semakin cepat dilahirkan.
“Seperti halnya dalam tim sepakbola, kita semua memiliki peran masing-masing. Tidak semua bisa jadi kiper, semuanya itu adalah ekosistem yang bergerak bersama menuju tujuan yang sama. Tim Pendidikan Indonesia tujuannya adalah untuk anak Indonesia,” kata Iwan.