GTK Dikdas - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merespons cepat insiden susur sungai di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbud, Ainun Na’im, meninjau langsung lokasi kejadian dan mengunjungi sejumlah siswa yang menjadi korban, Sabtu (22/2/2020).
Setelah mengunjungi SMPN 1 Turi Sleman, Ainun Na’im memberikan pengarahan di Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, yang dihadiri oleh semua kepala sekolah jenjang SMP di Kabupaten Sleman. Dalam arahan tersebut, Ainun meminta kepada para kepala sekolah agar menjadikan sekolah sebagai tempat yang paling aman untuk anak didik. “Tidak hanya kondisi fisik sekolah yang aman tetapi juga program sekolah juga mempertimbangkan keamanan anak didik,” kata Sesjen Kemendikbud.
Kegiatan ekstrakurikuler direncanakan dan dilakukan dengan memperhitungkan kondisi lingkungan untuk keselamatan anak didik. “Jika ada program yang dilahirkan di luar sekolah maka harus diperhitungkan dengan baik keselamatan anak didik termasuk juga melibatkan masyarat di daerah tempat kegiatan tersebut,” pesan Ainun.
Usai memberikan arahan di Disdik Sleman, Tim Kemendikbud meninjau lokasi Sungai Sempor tempat insiden susur sungai yang terjadi Jumat (21/2/2020). Selanjutnya rombongan melakukan takziah dan menyampaikan santunan kepada keluarga korban yang meninggal yaitu: Nur Azizah siswi kelas VIII A dan Latifah Zulfa siswi kelas VIII B. Ainun Na'im juga menyampaikan ucapan belasungkawa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kepada keluarga korban insiden susur sungai tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (PPPPTK Matematika) Kemendikbud, Daswatia Astuty menyarankan kepada Kepala Sekolah SMPN 1 Turi Sleman untuk melakukan pemulihan trauma kepada anak-anak yang mengalami insiden ini. “Dengan trauma healing ini diharapkan kondisi psikis anak-anak bisa pulih setelah mengalami trauma atas musibah yang dialaminya,” kata Daswatia.