PG Dikdas, Jakarta - Salah satu materi yang diberikan dalam Bimbingan Teknis Guru Community Learning Center (CLC) adalah terkait Pembelajaran Aktif Berorientasi Hots. Bertempat di Ballroom Dirgantara Hotel Ambhara, Ari Pudjiastuti sebagai narasumber mengungkapkan bahwa dalam materi yang ia berikan, ia memberikan trik-trik terkait kompetensi dasar untuk para guru ini.
“Nanti kan mereka di sana dalam mengajar tidak selalu satu kelas itu sama levelnya, mungkin bisa jadi beda kelas. Jadi kami para narasumber memberikan trik ke guru bagaimana cara tahu dulu kompetensi dasar itu, lalu bagaimana mereka merumuskannya ke dalam indikator, setelahnya bagaimana membelajarkannya. Di sini kita ajarkan mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai ke tahap evaluasinya,” ungkapnya yang dalam kesehariannya beraktivitas di P4TK IPS Batu, Jawa Timur, Kamis (17/10/2019).
“Seperti untuk yang berbagai kelas ini, nanti kita bisa analisis kompetensi dasarnya, kemudian mereka akan membuat rencananya dalam lembar-lembar kerja, setelah itu mereka bisa mengajarkannya sesuai dengan kebutuhan anak masing-masing. Saya kira itu kebutuhan yang mereka perlukan,” tambahnya.
Tentang metode pembelajaran aktif berorientasi HOTS, ia mengungkapkan bahwa ada maksud dan tujuan yang jelas dari HOTS itu. Setidaknya nantinya ketika belajar anak-anak yang diajarkan oleh guru CLC ini tidak hanya hafal tetapi juga mengetahui maknanya.
“HOTS ya, maksudnya seperti ini, jadi ketika anak-anak itu belajar, mereka tidak hanya menghafal tetapi juga tahu maknanya, meaningfull learning, jadi pembelajarannya pun bermakna. Mereka juga tahu cara berpikir kritis bagaimana menyelesaikan masalah yang ada sesuai dengan dunia mereka. Itu yang sedang kita bekalkan di sini, agar bisa diimplementasikan oleh guru CLC ketika bertugas nanti,” ujarnya.
Dari keseluruhan peserta, Ari mengungkapkan bahwa jiwa-jiwa muda ini sangat semangat mengikuti bimbingan teknis ini. Tetapi ada yang perlu guru CLC ini ingat adalah mengenai besar kepala yang akan mereka hadapi nantinya.
“Mereka ini semangat sekali, muda, semangat juga, bagus untuk mereka pergi ke luar untuk menambah banyak pengalaman. Yang harus mereka buang nanti adalah jangan mereka itu merasa sudah paling pintar. Mereka harus keluar, jangan seperti katak dalam tempurung. Dengan nanti mereka mengajar ke Malaysia, mereka akan terbuka baik pikiran maupun hatinya tentang bagaimana kondisi di luar bahwa ternyata masih banyak yang harus dibenahi. Dan ini kita perlu bekali karena ke depannya tantangan itu semakin besar,” ucapnya.
Ari pun mengungkapkan harapannya bahwa nanti mereka bisa menjaga nama baik Indonesia, membekali anak didik di sana dengan pengetahuan yang mereka miliki, sehingga peserta didik ini mempunyai pengetahuan yang tidak kalah dengan yang lain. Selain itu, pembekalan ini bisa memberikan mereka kepercayaan diri yang tinggi berada di negeri orang.