PG Dikdas, Jakarta - Bimbingan Teknis Guru Community Learning Center (CLC) Sabah-Serawak Tahap 10 sedang bergulir di Hotel Ambhara Kota Jakarta, 16 s.d. 22 Oktober 2019. Bimbingan teknis ini diberikan kepada 94 guru yang telah lulus seleksi di daerah masing-masing.
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Praptono yang hadir dalam Pembukaan Bimbingan Teknis Guru Community Learning Center (CLC) Sabah-Serawak Tahap 10 menyampaikan beberapa hal terkait apa harus dipegang teguh oleh para guru ketika nanti menunaikan tugas di Sabah dan Serawak.
Yang menjadi perhatian Praptono ialah terkait masalah profesionalisme. Ia menyampaikan kepada para peserta bahwa profesionalisme harus dijaga dengan baik dan harus terus diasah ke depannya agar ada perubahan yang baik bagi guru dan peserta didiknya.
“Terkait dengan profesionalisme, kemampuan guru ini harus terasah. Dan nanti ketika sudah terbiasa di sana, kemampuan-kemampuan lainnya pun harus diasah. Tolak ukurnya jangan kepada anak-anak, karena kalau ukurannya adalah anak-anak, kalian tidak akan kreatif dan inovatif. Tolak ukurnya adalah target kalian. Kalian harus punya target bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Sehingga dalam diri kalian akan terus ada upaya-upaya perbaikan. Dan dampaknya tentu kepada diri sendiri dan anak didik nantinya,” ucapnya dalam sambutannya pada pembukaan bimbingan teknis ini di Ballroom Dirgantara Hotel Ambhara Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Para guru CLC ini yang menjadi duta bangsa Indonesia juga dipesankan oleh Praptono untuk senantiasa menjaga nama baik bangsa. Para peserta pun diarahkan untuk mentaati regulasi atau aturan yang berlaku di Malaysia.
“Karena bapak dan ibu ini berada di negara lain, nama baik bangsa harus dijaga. Meskipun dalam banyak hal kita direndahakn oleh mereka, tetapi hal itu juga biasanya karena perilakukita sendiri yang tidak bisa menjaga harkat dan martabat kita. Tolong dijaga itu semua. Aturan dan regulasi yang ada juga ditaati dengan baik, misalnya dalam hal keimigrasian ataupun dalam hal mengemudi. Boleh saja menaiki sepeda motor di sana, tetapi SIM yang ada harus diubah dulu menjadi SIM Internasional, harus diurus dulu biar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.
Dalam kegiatan mengajar diperlukan inovasi, kreasi dan inspirasi yang bisa membuat para peserta didik menjadi betah dan sangat menikmati kegiatan pembelajaran. Hal ini tidak luput dari perhatian Praptono. Ia mengatakan bahwa para guru ini harus menumbuhkan sifat kreatif, inovatif, dan inspiratif dalam mengajar dan memberikan kontribusi yang nyata nantinya.
“Poin ketiga adalah, karena bapak ibu ini Kopassusnya guru yang kita tempatkan di sana, hal wajib bahwa kreatif, inovatif, dan inspiratif harus terus ditumbuhkan dan disampaikan kepada anak-anak di sana. Mudah-mudahan kontribusi nyata yang diberikan nantinya bisa berjalan lancar dan memberikan hasil yang baik,” imbuhnya.
“Perlu diingat, tidak semua anak di sana itu under achievement, beberapa dari mereka menunjukkan kecerdasan dan bakat yang tinggi. Mudah-mudahan di bawah bimbingan bapak ibu nantinya bisa menunjukkan prestasi-prestasi besar ke depannya,” tambahnya.
Pembekalan materi pada bimbingan teknis ini memang syarat akan wawasan baru. Ada 4 hal yang harus diserap dengan baik terkait dengan materi-materi yang diberikan oleh para narasumber. Direktur PG Pendidikan Dasar mengungkapkan harapannya bahwa para peserta dapat memanfaatkan kegiatan ini dengan baik.
“Manfaatkan pembekalan ini dengan baik. Minimal untuk menguasai 4 hal yang para narasumber berikan melalui materi-materinya. Yang pertama adalah mengenai literasi, bagaimana mengajarkan literasi kepada anak-anak serta menumbuhkan kemampuan bacanya dan menumbuhkan minat baca mereka. Kedua terkait dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), ajarkan hal ini dengan baik agar anak-anak ini mempunyai 5 nilai PPK yang bisa dipakai untuk memperkuat karakter mereka. Ketiga mengenai Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP), dan terakhir mengenai life skill yang akan banyak sekali dibutuhkan oleh anak-anak kita di sana, ketika mereka mengalami penurunan tingkat semangat belajar, maka dengan pendidikan life skill mereka akan merasakan bahwa sekolah memberikan manfaat yang baik untuk mereka,” tutupnya seraya membuka kegiatan Bimbingan Teknis Guru Community Learning Center (CLC) Sabah-Serawak Tahap 10 ini.