GTK Dikdas – Guru SMP Islam Baitul Izzah, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Santi Kusuma Dewi merasa bahagia suratnya terpilih menjadi surat paling inspiratif pada lomba menulis surat untuk Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim.
Dalam acara Cerita Inspiratif Guru dan Murid bersama Mendikbud Nadiem Makarim, Selasa (26/5/2020) dia mengajak semua guru di Indonesia untuk saling menginspirasi dan menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Dia mengatakan kondisi seperti ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Namun dengan adanya wabah Covid-19 mengajarkan hikmah yang besar tentang pentingnya teknologi dalam pembelajaran. “Tantangan yang dihadapi tidak pernah diduga. Tapi dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah sedikit memudahkan. Meski kenyataannya di lapangan sulit. Sebab tidak semua baik orang tua atau guru melek teknologi," ujarnya.
Meski di tengah pandemi Covid-19, kegiatan belajar harus berjalan dengan baik. Maka itu, dia mensiasatinya dengan belajar yang menyenangkan bagi murid-muridnya. “Saya guru Bahasa Inggris. Saya ingin membuat anak-anak ketika belajar di rumah terkesan tidak belajar atau mengerjakan tugas. Saya ingin merasa anak-anak belajar tetapi terasa mereka sedang bermain,” ujarnya.
Dia mengatakan pandemi Covid-19 ini harus disikapi dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan adanya pandemi ini banyak hikmah yang bisa kita petik bersama. Hikmah yang pertama dari sisi guru adalah dengan adanya wabah ini semakin banyak guru yang melek terhadap teknologi. Sebab selama pandemi ini diajarkan bahwa peran teknologi sangat dibutuhkan.
“Hikmah yang kedua dari sisi siswa mereka makin menyadari bahwa kehidupan nyata jauh lebih penting daripada hanya berkutat pada sosial media dengan menghabiskan waktu berjam-jam untuk menghabiskan game online dan sebagainya,” imbuhnya.
Untuk hikmah yang ketiga yang harus disyukuri adalah orang tua semakin dekat dengan anak-anaknya. “Kita harus mensyukuri di tengah pandemi ini kita dapatkan kedekatan antara orang tua dan anak. Selama pandemi ini yang biasa jarang dilakukan bersama seperti salat berjamaah sekarang sering, orang tua bisa mendampingi anaknya mengerjakan PR. Dan mereka akan lebih fine dengan anak-anak mereka,”ujarnya.
Sementara itu Maria Yosephina Morukh dari SD Kristen Kaenbaun, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur mengajak semua guru untuk tetap semangat mencerdaskan anak bangsa di tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia.
Dia menceritakan pengalamannya mengajar di saat pandemi. Dengan keterbatasan fasilitas dia tetap bersemangat. “Mengajar di pedalaman yang saya rasakan jaringannya susah. Jika ada tugas-tugas yang online anak-anak pergi ke tempat yang tinggi untuk mencari jaringan,” ujarnya.
Agar kegiatan belajar tetap berjalan di tengah keterbatasan fasiltas tersebut dia berkunjung ke rumah-rumah. Dengan kondisi alam yang sulit dia tetap bersemangat bertemu siswa dengan menggunakan motor. “Saya langsung berkunjung dengan membuat jadwal agar bisa bertemu dengan anak-anak. Saya siapkan waktu dalam sehari lima anak saya kunjungi,” ujarnya.
Dan yang paling berkesan baginya, saat dia datang disambut dengan ceria yang menggambarkan bahwa mereka sangat rindu ingin kembali bersekolah. “Saat saya datang murid kaget dan merasa senang dan terlihat rindu sekali ingin masuk sekolah,” ujarnya.
Sebelumnya Kemendikbud menyelenggarakan lomba menulis surat untuk Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim. Lomba yang bertemakan "Hikmah Hari Kemenangan di Masa Pandemi, Surat untuk Mas Menteri Nadiem Makarim" ini diselengarakan pada 11 s.d 17 Mei 2020. Dari 6.689 surat yang diterima panitia ada lima surat yang terpilih yaitu dua surat paling inspiratif dari guru dan tiga surat paling inspiratif dari siswa.