GTK Dikdas - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penguatan Karakter (PPK) selenggarakan lomba menulis surat untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim di masa pandemic Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Lomba yang mengusung tema “Hikmah Hari Kemenangan di Masa Pandemi, Surat untuk Mas Menteri Nadiem Makarim” tersebut diselenggarakan pada 11 s.d. 17 Mei 2020. Sebanyak 3.495 surat yang masuk melalui surat elektronik cerdasberkarakter@kemdikbud.go.id dikirim oleh 2.884 guru dan 611 siswa.
Sedangkan surat yang dikirim melalui WhatsApp sebanyak 3.194 surat yang terdiri dari 633 dari guru dan 2.561 surat dikirim oleh siswa. Dari ribuan surat yang masuk, Kemendikbud memilih lima surat paling mengispirasi yaitu dua surat yang dikirim guru dan tiga surat dari siswa.
Surat paling mengispirasi dari katagori siswa ini ditulis oleh Rivaldi R. Yampata, siswa kelas IV SD 016 Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Alfiatus Sholehah, siswa kelas VB SDN Pademawu Barat 1, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur dan siswa kelas IV SD YPPK Gembala Baik, Jayapura, Papua, Atrice G. Napitupulu.
Surat pertama yang ditulis Rivaldi R. Yampata, menceritakan belajar di masa pandemi Covid-19 penuh perjuangan yang sungguh-sungguh. Untuk bisa belajar dia harus tinggal di rumah gurunya selama Covid-19.
Dia menjelaskan mengapa harus tinggal di rumah guru. Sebab, kondisi keluarganya yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran seperti gadget maupun internet untuk mengikuti pembelajaran.
“Tahun ini saya dititipkan Mama dengan seorang guru yang sudah lama dikenal. Alhamdulillah selama saya di sini semua tugas yang diberikan guru, bisa saya selesaikan dengan baik karena dibimbing dengan kakak-kakak di rumah saya, Kak Abi dan Kak Tiara. Saya tidak punya HP jadi kalau buat video belajar mereka berdua yang merekam. Saya diberi teks yang harus saya hafalkan lalu mereka merekam saya melafalkan pelajaran itu misalnya bacaan salat dan kosakata bahasa Inggris beserta artinya,” tulis Rivaldi dalam suratnya.
Sedangkan surat kedua yang ditulis oleh Alfiatus Sholehah menceritakan sulitnya belajar di masa Covid-19 ini. Dia menjelaskan sebagai anak buruh tani yang terbatas secara ekonomi harus berjuang agar bisa tetap belajar.
“Bapak Menteri, saya dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu. Orang tua saya hanya buruh tani. Dengan adanya corona, saya jadi bingung karena belajarnya harus pakai HP android. Sedangkan saya tidak punya. Saya juga merasa kasihan karena ibu saya harus cari pinjaman untuk membeli paket internet agar bisa belajar di rumah," tulisnya.
Dalam surutnya dia menyampaikan keinginannya untuk segera bisa kembali ke sekolah, bertemu dengan seluruh teman dan gurunya di sekolah."Saya ingin segera masuk sekolah, ingin ketemu guru dan teman-teman saya. Apalagi sekarang bulan Ramadan. Biasanya di sekolah diadakan kegiatan Pondok Ramadan. Tapi karena corona semua itu tidak ada lagi,” tulisnya.
Sementara surut ketiga yang ditulis Atrice G. Napitupulu menceritakan kesedihannya terhadap situasi Covid-19. Meski nonmuslim, dia mengingat teman-teman muslimnya yang tidak bisa mudik karena pandemi.
“Saya juga merasa kasihan sama teman-temanku di komplek yang sedang berpuasa mereka tidak bisa mudik melihat kakek nenek dan keluarganya tidak bisa salat bersama-sama di masjid. Itu semua karena virus corona. Lebaran saya juga tidak bisa peta (pegangan tangan), makan bakso, es buah, dan uang lebaran. Saya berharap virus corona cepat berlalu ya, pak, supaya kita semua bisa bersuka cita dan bergembira. Salam hormat,” tulis Atrice.
Dalam suratnya dia mengatakan akan tetap semangat belajar meski dalam kondisi seperti ini. Dan dia yakin bahwa krisis Covid-19 akan segera berlalu. Dan dia mengajak agar kita semua saling mencintai dan saling membantu terhadap sesama.
“Saya tahu belajar dari rumah itu enggak mudah, sulit. Kadang-kadang membosankan, kadang-kadang merepotkan. Tapi tolong tetap semangat, tetap bantu orang tua, tetap bantu kakak-adik. Dan kita pasti akan melalui krisis ini bersama asal kita saling mencintai, asal kita saling membantu. Kita kan bisa melalui krisis ini,” pungkasnya.