GTK Dikdas - Pada Seri Webinar Guru Belajar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Edisi kedua yaitu tentang Asesmen diagnostik kognitif bagi siswa Sekolah Dasar dalam Rangka Persiapan Pelaksanaan PTM Terbatas, Susanti Sufyadi, selaku koordinator Substansi Pembelajaran Pusat Asesmen Pembelajaran memberikan pandangan terkait dengan tujuan dilakukannya asesmen diagnostik kognitif bagi siswa.
“Hal mendasar adalah untuk membantu siswa yang terdampak pandemi dan berpotensi tertinggal. Asesmen ini dilakukan di semua kelas untuk mendiagnosis kondisi kognitif siswa sebagai dampak pembelajaran jarak jauh. Ini juga dilakukan secara berkala untuk memastikan kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Dan terakhir membantu siswa menghadapi tantangan pembelajaran sesuai dengan kompetensi mereka,” ungkap wanita yang akrab disapa Bu Santi ini, Selasa (8/6/2021).
Dalam asesmen diagnosis ini, Bu Santi mengungkapkan bahwa hal terpenting adalah tentang topik esensial dan materi pra syarat. Topik esensial dengan kriteria seperti urgensi, kontinuitas, relevansi, dan keterpakaian. Sedangknya materi pra syarat adalah fondasi yang harus dikuasai untuk mempelajari dan memahami materi baru.
“Hal penting dalam asesmen diagnosis kognitif ini adalah tentang topik esensial dan materi pra syarat. Karena di asesmen ini tidak berarti, semisal akan melakukan asesmen diagnosis di kelas 3 (tiga), lalu apakah setiap KD di kelas 3 itu harus diidentifikasi terlebih dahulu tingkat penguasaan kemampuan peserta didik kita terhadap sebuah topik atau kompetensi? Tidak harus seperti itu, yang bisa kita lakukan adalah mengidentifikasi topik esensial dan materi pra syarat,” ungkapnya.
“Yang ditanyakan adalah topik esensial dan materi pra syarat kepada peserta didik. Karena apa? Kalau topik esensial ini tidak dapat dikuasai oleh siswa maka biasanya mereka akan mengalami kesulitan belajar. Topik esensial seperti apa kriterianya yaitu urgensi, kontinuitas, relevansi, dan keterpakaian. Kalau materi prasyarat adala fondasi atau materi yang harus dikuasai untuk mempelajari dan memahami materi baru,” tambahnya.
Prosedur asesmen diagnosis ini seperti pada asesmen pada umumnya terdapat tiga langkah yang dilakukan yaitu persiapan, pelaksanaan, diagnosis dan tindak lanjut.
Di dalam persiapan, ada empat langkah yang dilakukan yaitu
Pada tahap pelaksanaan asesmen, berikan soal asesmen untuk semua siswa di kelas. Tahap ini dapat dilakukan secara tatap muka ataupun dari rumah.
Dan tahap terakhir yaitu diagnosis dan tindak lanjut. Pada tahap ini ada empat langkah yang dilakukan yaitu melakukan pengolahan hasil asesmen untuk mengidentifikasi tingkat penguasaan peserta didik, mengelompokkan peserta didik untuk menentukan tindak lanjut, melakukan asesmen diagnosis berulang, dan ulangi proses yang sama, sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.