PG Dikdas, Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Program Penanaman Nilai Pancasila Sebagai Wahana Pembangunan Watak Bangsa (Nation and Character Building). Kegiatan peluncuran dilakukan di di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud, Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana mengubah strategi mengajar pendidikan Pancasila di sekolah. Pola pengajaran akan diarahkan untuk lebih banyak memberikan contoh mengenai penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, pengajaran pendidikan Pancasila selama ini kurang mengakomodasi substansi atau nilai-nilai dari Pancasila. “Ada kecenderungan pembelajarannya lebih pada pengetahuan, bukan kepada pembentukan sikap dan penanaman Pancasila,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud, Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Menindaklanjuti hal tersebut Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penanaman Nilai Pancasila sebagai Wahana Pembangunan Watak Bangsa pada Satuan Pendidikan bagi Guru Pendidikan Dasar selama dua tahap.
“Tanggal 10 Juli dilakukan launching penanaman nilai-nilai Pancasila. Menyambut launching itu Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar melakukan bimbingan teknis kepada 1.028 guru yang berasal dari 514 kabupaten/kota. Jadi setiap kabupaten/kota kita panggil satu orang guru SD dan satu orang guru SMP. Tanggal 15 s.d. 18 Juli dilaksanakan di Jakarta untuk regional barat. Tanggal 18 s.d. 21 Juli dilaksanakan di Surabaya untuk regional timur,” kata Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Praptono di kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa (16/7/2019).
“Bimbingan teknis kepada guru PPKn ini hanya satu yang ditekankan yaitu bagaimana men-delivery kurikulum pendidikan moral Pancasila ke dalam nilai-nilai yang bisa diajarkan dan ditanamkan kepada peserta didik sehingga kemudian bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Praptono.
1.028 guru yang mengikuti bimtek tersebut diharapkan dapat memberikan imbas positif bagi penanaman nilai-nilai Pancasila di daerahnya masing-masing.
“Nanti setelah bimbingan teknis ini kita sudah tekankan kepada para guru yang terpilih menjadi perwakilan tiap kabupaten/kota untuk dia menyebarluaskan, meneruskan kepada guru-guru yang lain,” ujar sosok kelahiran 11 Mei 1969 ini.
Pembekalan penanaman nilai-nilai Pancasila juga akan diberikan kepada calon guru inti dan guru inti.
“Sejalan dengan MGMP kita juga melakukan bimbingan teknis kepada calon guru inti untuk mata pelajaran PPKn dengan muatan sama, penanaman nilai-nilai Pancasila. Untuk guru inti akan dilaksanakan selama 8 hari,” jelas Direktur PG Dikdas, Praptono.
Praptono juga berkeyakinan bahwa Pancasila merupakan jawaban akan persoalan yang mengancam negeri ini. Kekerasan, radikalisme, terorisme, narkoba, HIV/AIDS, kejahatan, dapat berkembang jika Pancasila belum mengakar di masyarakat.
“Inilah tanggung jawab dunia pendidikan untuk bisa menanamkan nilai-nilai Pancasila sehingga kemudian menjadi sikap dan perilaku. Pancasila tidak boleh hanya sekadar menjadi pengetahuan. Pancasila tidak boleh hanya di tataran kognitif, tapi miskin dengan sikap dan psikomotoriknya,” tutur Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Praptono.